Ditangkap karena Ancam Bantai Menteri, Honorer K2 Minta Maaf

Rabu, 09 Maret 2016 – 17:53 WIB
Yuddy Chrisnandi. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Masih ingat dengan nama Mashudi? Dia adalah guru honor dari Brebes, Jawa Tengah, yang ditangkap penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya, karena mengancam Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi.

Ya, kini ia mendekam di tahanan Polda Metro. Ia dikenai pasal ITE 2008, kemudian dari perkembangan kasus tersebut penyidik menjeratnya dengan pasal 335 KUHP.

BACA JUGA: Curigai Patgulipat di Pabean, Misbakhun Minta KPK Turun Tangan

Anggota Komisi II DPR Endro Hermono, yang membesuk Mashudi di Polda Metro pada Selasa (8/3), mengatakan bahwa guru honorer tersebut telah meminta maaf.

"Saat membesuk dia, Mashudi dalam situasi tertekan. Ia juga sampaikan surat permohonan maaf karena mungkin terlalu keras. Suratnya sudah disampaikan ke pimpinan komisi dan sudah disampaikan ke Menteri Yuddy," kata Endro, Rabu (9/3).

BACA JUGA: Gandeng Code Margonda, BCA Dukung Para Start-up

Endro menilai yang dilakukan Mashudi ketika itu merupakan bentuk emosional karena kekecewaan Kemenpan-RB batal melakukan pengangkatan honorer K2 jadi PNS. Itulah penyebab dia mengirim pesan singkat berbunyi "Kamu akan saya bantai".

Kata-kata itu yang dijadikan alasan atau dasar bagi Menteri Yuddy untuk melaporkan Mashudi ke polisi, karena menganggap kata bantai adalah ingin membunuhnya. "Bukan seperti itu. Saya anggap Menteri Yuddy aneh dan berlebihan. Itu adalah bentuk emosional dari Mashudi," jelas Endro.

BACA JUGA: Branding Rampung, Giliran Kemenpar Genjot Pengelola Web

Maka dari itu, Komisi II DPR meminta agar masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kalau tidak, akan ada gerakan dari teman-temannya sesama tenaga honorer  K2 dari Sabang sampai Merauke.

"Kayaknya semakin liar teman-teman tenaga honorer bila Yuddy terus memperkarakan Mashudi. Lagi pula, dia dan tenaga honorer K2 lainnya sudah bertahun-tahun‎ mengabdi kepada negara, tidak mendapatkan kepastian. Sementara Din Minimi, diberikan kebebasan," tambahnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Tahu Tentang Gerhana Matahari (Paling Langka) Hybrid? Masuk Sini!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler