Ditanya Kedekatan Ganjar-Pacul, Hasto Singgung Kemiskinan di DKI

Selasa, 21 Juni 2022 – 18:39 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) saat mengikuti Gowes Bareng Banteng di Jakarta, Sabtu (10/4). Dia menilai pembahasan amandemen UUD 1945 bukan menjadi prioritas bagi partainya. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut angka kemiskinan di DKI Jakarta pada 2022 sama seperti 15 tahun lalu.

Hal itu diungkapkan Hasto ketika ditanya awak media tentang kedekatan Ganjar Pranowo dan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul saat Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Jakarta, Selasa (21/6).

BACA JUGA: Hasto Mengunjungi Gibran di Barak Sekolah Partai PDIP, Apa yang Dibahas?

Awalnya, Hasto mengaku tidak heran melihat kedekatan Ganjar dengan Bambang Pacul saat Rakernas II PDIP.

"Di dalam dinamika kehidupan selalu ada (perbedaan, red), tetapi semangat persatuan, terus tunduk kepada cita-cita besar, itu selalu menyatukan kami," kata Hasto ditemui di Sekolah Partai, Jakarta, Selasa.

BACA JUGA: Di Depan Kepala Daerah, Hasto Ingatkan PDIP Partai yang Komit, Tidak Menyalip di Tikungan

Peraih doktor di Universitas Pertahanan (Unhan) itu kemudian teringat dengan dinamika politik saat Pilkada DKI Jakarta pada 2017.

Menurut Hasto, dinamika politik penentuan Cagub DKI Jakarta dari PDIP cukup tinggi pada saa itu.

BACA JUGA: Pengumuman Capres dari PDIP, Hasto: Bisa 3 Bulan Atau Beberapa Hari lagi

Namun, kata dia, semua tunduk saat Megawati Soekarnoputri selaku pemilik mandat yang bisa menentukan Cagub DKI Jakarta dari PDIP, sudah bertitah.

PDIP, kata Hasto, menjatuhkan pilihan kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat sebagai Cagub dan Cawagub DKI Jakarta pada 2017.

"Teman-teman bisa melihat sebelum diumumkan Pak Ahok dan Pak Djarot, kurang apa dinamikanya. Begitu diumumkan oleh Ibu Ketum, semua melihat, itu keputusan terbaik," ujar dia.

Hasto mengatakan bahwa menang dan kalah setelah penetapan kandidat PDIP oleh Megawati, tidak menjadi soal.

Dia hanya menekankan bahwa PDIP ketika mengusung kandidat selalu menaruh sosok terbaik demi kemajuan bangsa.

"Persoalan menang dan kalah di dalam pemilu, itu rakyat yang menentukan dan terbukti pada sekarang misalnya di DKI Jakarta, kemiskinan di DKI itu sama dengan 15 tahun sebelumnya, akhirnya rakyat melihat bahwa Pak Ahok dan Pak Djarot ini lebih baik dari yang sekarang," ungkap Hasto. (ast/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler