jpnn.com, SOLO - Kematian Gilang Endi Saputra saat mengikuti Diklatsar Menwa UNS pada Minggu, 24 Oktober 2021 lalu masih dalam penyelidikan kepolisian. Konon, gelar perkara bakal dilakukan untuk menentukan status hukum kasus itu.
Satreskrim Polresta Surakarta menyatakan hasil autopsi terhadap jenazah Gilang Endi Saputra mengungkap peserta Diklatsar Pragladi Patria XXXVI Menwa UNS itu meninggal akibat kekerasan benda tumpul.
BACA JUGA: Ada yang Janggal di Markas Menwa UNS setelah Gilang Endi Meninggal, Lihat
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro menyebut hasil visum luar memperlihatkan adanya bekas luka di kepala Gilang. Sementara hasil visum dalam, penyidik masih menunggu keterangan ahli forensik.
Dugaan kekerasan dalam pelaksanaan Diklatsar Menwa pun mencuat.
BACA JUGA: Detik-Detik Penangkapan Ibu Muda yang Sering Layani Pelanggan di Ruang Tamu, Celana Jadi Bukti
Hasil investigasi Tim Aliansi Mahasiswa UNS yang dipimpin Zakky Musthofa Zuhad bahkan menyatakan ada tradisi kegiatan Menwa yang mengandung tindak kekerasan.
Zakky yang juga ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS itu mengungkap ada tradisi mengerikan di Menwa itu bernama Ranting Jatuh dan Kipas Asmara.
BACA JUGA: Gilang Endi Meninggal, Tradisi Mengerikan di Menwa UNS Terungkap
Ranting Jatuh adalah kegiatan popor senjata kepada peserta diklat, sedangkan Kipas Asmara merupakan aktivitas menampar bolak-balik pipi para peserta diklat.
Pada Rabu (3/11) kemarin, awak JPNN.com menyambangi Markas Menwa UNS di Surakarta. Kantor itu sepi setelah dibekukan pihak kampus sejak sehari setelah Gilang Endi meninggal dunia.
Sehari sebelumnya, Selasa (2/11), Markas Menwa itu digeledah oleh polisi dalam rangka penyelidikan kematian Gilang.
Hal itu juga diketahui oleh Ibu Sukinem, tukang kebun UNS yang ditemui di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
"Kemarin banyak polisi di sini, menggeledah tempat ini," ucap Bu Sukinem.
Menurut dia, sejak Selasa (26/10) lalu sudah tidak ada kegiatan yang dilakukan di Markas Menwa tersebut.
BACA JUGA: Ini Fakta-Fakta Kasus yang Bikin Bripka IS Dipecat, Memalukan!
Sementara 28 mahasiswa yang terlibat dalam diklatsar yang menewaskan Gilang Endi, diketahui diminta pihak kampus tinggal di Asrama UNS selama penyelidikan oleh Satreskrim Polresta Surakarta berlangsung.
Bu Sukinem pun sempat bicara ketika ditanya mengenai kelakuan sehari-hari para anggota Menwa UNS ketika di markas itu.
"Setiap saya sedang menyapu, mereka (anggota Menwa) sering menyapa," ucap perempuan berhijab itu.
BACA JUGA: Rektor UNS Sesalkan Insiden Gilang Endi, Lalu Sindir Alumni
Sepengetahuannya, Bu Sukinem juga tidak melihat ada yang aneh-aneh terjadi di Markas Menwa
"Tidak pernah terlihat sebuah kejanggalan. Mereka semua baik-baik," kata Bu Sukinem menjawab.
Markas Menwa UNS sendiri kini tampak janggal. Di bagian depan bangunan itu terpampang spanduk kecaman bertuliskan 'Ini Markas Pembunuh'.
Poster-poster luapan kemarahan mahasiswa UNS pun menghiasi pintu masuk bangunan yang gentingnya bertuliskan Menwa itu.
Di antara poster-poster itu bertuliskan 'kapan keluar goa?', Menwa calo surga, kalian gagal untuk gagah hingga justice for Gilang. (mcr21/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : M. Fathra Nazrul Islam, Romensy Augustino