jpnn.com, JAKARTA - Pengacara sekaligus politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera mengatakan negara tidak boleh menganggap remeh sosok Habib Rizieq Shihab yang baru saja kembali ke Tanah Air.
Kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tersebut dijemput oleh jutaan pendukungnya di Bandara Internasional Soekanro - Hatta pada Selasa (10/11) kemarin.
BACA JUGA: Mahfud MD Membandingkan Habib Rizieq dengan Khomeini
"Ini soal sosiologis politik yang tidak bisa dianggap remeh oleh negara, karena ada kekuatan riil yang mengakar yang tidak digerakkan oleh mesin-mesin ekonomi," ucap Kapitra saat berbincang dengan jpnn.com, Rabu (11/11).
Membeludaknya massa pendukung yang menyambut kepulangan Habib Rizieq dari Arab Saudi, juga dinilai sebagai jawaban atas pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD.
BACA JUGA: Menurut Prof Jimly, Kacau Kalau Partai, Istana Harus Turun Tangan Mengatasi Habib Rizieq
Sebelumnya Mahfud MD menyatakan bahwa pemerintah tidak pernah khawatir dengan rencana Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia.
Dia menegaskan, pemerintah Indonesia tidak pernah menganggap serius masalah Habib Rizieq.
BACA JUGA: Revolusi Akhlak ala Habib Rizieq vs Revolusi Mental Milik Jokowi, Pilih Mana?
Mahfud MD lantas membandingkan Habib Rizieq dengan pemimpin karismatik Ayatollah Khomeini saat kembali ke Iran setelah 14 tahun berada dalam pengasingan di Prancis.
Menurut Mahfud, Rizieq Shihab bukan Khomeini. Sebab, kalau Khomeini mau pulang dari Paris, seluruh rakyatnya mau menyambut karena Khomeini orang suci.
Kalau Rizieq Shihab, kata Mahfud MD pengikutnya tidak banyak kalau dibandingkan dengan umat Islam Indonesia pada umumnya.
Namun, Kapitra berpandangan bahwa sosok Habib Rizieq tidak boleh dianggap remeh.
Apalagi, katanya, massa pendukung ulama asal Petamburan itu mengadakan penyambutan besar-besaran atas keinginan pribadi masing-masing.
"Mereka tidak digerakkan oleh mesin-mesin ekonomi, tetapi mereka digerakkan oleh hati-hati mereka atas kekuatan figur HRS.
Dan itu sebenarnya bisa menjadi potensi kekuatan bangsa kalau pemerintah bisa mengelolanya dengan baik," lanjut mantan pengacara Habib Rizieq ini.
Sayangnya, potensi itu menurut Kapitra belum diberdayakan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kapitra menilai rekonsiliasi yang dilakukan Presiden Ketujuh RI itu pascapilpres 2019 tidak tuntas.
"Untuk itu saya pikir, jika rival politik Pak Jokowi sendiri bisa dirangkul menjadi bagian dari tim kabinet, yang dua kali dikalahkan Pak Jokowi, Pak Prabowo, kenapa rekonsisliasinya tidak dilanjutkan? Dituntaskan, sehingga ada energi baru atas kekuatan bangsa ini dalam kebersamaan," tutur Kapitra.
Pria kelahiran Padang, 20 Mei 1966 ini menyebutkan bahwa yang dibutuhkan bangsa ini hanya kerukunan, guyub, agar musuh nyata seperti Covid-19 yang sekarang terjadi bisa segera diatasi secara bersama-sama.
"Bagaimana semua kekuatan bangsa ini dikerahkan untuk mengatasi Covid ini. Dan Habib Rizieq sama FPI kan sudah terbiasa dalam membantu menanggulangi bencana. Saya pikir jadikan mereka garda terdepan untuk melawan Covid," ucap Kapitra.(fat/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam