Ditekuk Barca, Mourinho Tuding Faktor Konspirasi

Kamis, 28 April 2011 – 13:11 WIB
SETERU - Momen salaman antara Jose Mourinho dan Josep Guardiola menjelang dimulainya laga panas leg pertama semifinal Liga Champions 2011, di Santiago Bernabeu, Rabu (27/4) malam. Foto: Lluis Gene/Agence France-Presse/Getty Images.
MADRID - Real Madrid harus menerima nasib yang nyaris sama dengan kontestan semifinal Liga Champions 2010-2011 lainnya, Schalke 04Sama-sama harus takluk di kandang sendiri, juga dengan skor sama-sama menyolok 0-2, di mana kedua gol pun terjadi di paruh akhir babak kedua, serta sama-sama berat sebelah dalam hal ball possession

BACA JUGA: Nova Sulit Bendung Hasrat

Well, mungkin, hanya ada beberapa perbedaan tipis saja.

Jika di laga Schalke v Manchester United, pencetak dua gol adalah Ryan Giggs dan Wayne Rooney, maka di laga semalam (atau Kamis dinihari WIB) kedua gol diborong oleh bintang utama Barcelona, Lionel Messi
Yang pertama dicetak pada menit ke-74, hasil umpan crossing Ibrahim Afellay yang baru saja masuk, sementara gol kedua dicetak beberapa menit jelang bubaran dengan skill khasnya men-dribbling bola beberapa meter memasuki kotak penalti.

Yang berbeda dari laga Schalke-United dan Real-Barca, yang pertama tentu saja adalah selisih kelas kedua tim yang saling berhadapan

BACA JUGA: Dua Bomber Bikin Keder

Secara reputasi dan kekuatan di atas kertas, Schalke dengan United jelas beda, sementara Real dan Barca bisa disebut seimbang - tanpa perlu menyebut sebagai seteru abadi
Lalu, ada faktor kartu merah langsung (direct red card) terhadap gelandang Real, Pepe, dan pengusiran sang pelatih pada laga di Madrid semalam, sementara di Gelsenkirchen (kandang Schalke) tidak

BACA JUGA: Arema Bertekad Patahkan Rekor

Lantas perbedaan yang mungkin paling menyolok, komentar seusai laga.

Sehari sebelumnya, Schalke relatif bisa menerima kekalahan, setidaknya dengan kapten Manuel Neuer yang mengaku performa timnya memang tak sebaik di perempat finalNamun mereka juga tidak putus asa begitu saja, minimal lewat ungkapan pelatih Ralf Rangnick yang optimis menyebut segala sesuatu masih bisa terjadi di leg kedua (laga tandang) di mana mereka akan bermain tanpa bebanSementara dari kubu Real, menerima kekalahan (dengan lapang dada) tampaknya tidak termasuk sesuatu yang mereka tunjukkan.

Adalah pelatih penuh kontroversi juga prestasi, Jose Mourinho, yang paling menunjukkan ketidakpuasannya terhadap laga itu, langsung dalam jumpa pers seusai lagaBukan ketidakpuasan pada penampilan timnya, namun lebih pada kepemimpinan wasit dan official lainnya, serta lebih jauh, terhadap UEFAMou - sapaan Mourinho - bahkan mengungkapkan tudingan adanya konspirasi, terutama terkait perjalanan dan sukses Barca selama ini.

"Jika saya sebutkan (pada) UEFA apa yang benar-benar saya pikirkan dan rasakan (saat ini), karir saya akan berakhir sekarang," ujar pelatih berjulukan The Special One itu, seusai pertandingan, seperti dikutip The New York Times, Kamis (28/4).

Pernyataan itu bukan berarti Mourinho akan bermain 'rahasia-rahasiaan'Malah sebaliknya, sejumlah kalimat bernada tudingan pun segera dibeberkannya di depan mediaAntara lain yang intinya bahwa ada konspirasi selama ini antara Barcelona dengan UEFA"Saya tak tahu apakah ini karena (sponsorship) dari Unicef yang mereka miliki, atau karena mereka adalah 'orang-orang baik'Saya tak mengertiSelamat kepada Barcelona karena menjadi tim yang hebat, dan selamat atas 'hal-hal lain' yang mereka miliki, yang pastinya telah susah-payah didapatkanMereka punya kekuatan (itu) dan pihak lain tak (akan) punya kesempatan," ujarnya sarkastis.

Lebih jauh, Mourinho pun berkomentar soal faktor wasit yang ia sebut sebagai salah satu kebaikan UEFA pada Barcelona"Saya hanya akan menanyakan satu pertanyaan yang saya harap suatu hari mendapatkan penjelasan: Kenapa? Kenapa? Kenapa Ovrebo? Kenapa Busacca? Kenapa De Bleeckere? Kenapa Stark? Kenapa? Karena (di) setiap semifinal, hal sama (selalu) terjadi? Kita di sini bicara tentang sebuah tim sepakbola fantastis (Barcelona)Jadi kenapa mereka butuh itu (wasit-wasit yang ia tuding menguntungkan Barca, Red)?" ujar Mou lagi.

Sementara terhadap Josep 'Pep' Guardiola, pelatih di tim lawannya, Mou pun tak lupa memberikan komentarIa menyebut bahwa Pep harus 'malu' atas titel (juara) Liga Champions yang diraihnya (tahun 2009 lalu saat Mou yang masih melatih Chelsea menganggap ada skandal di Stamford Bridge hingga timnya tersisih di semifinal dan Barca kemudian jadi juara, Red)"Dan jika dia memenanginya (Liga Champions) tahun ini, berarti (juga) dengan skandal di Bernabeu (semalam, Red)Suatu hari (nanti) saya ingin melihat Josep Guardiola memenangkan turnamen ini dengan selayaknya," tuturnya.

Terakhir, Mou pun berkomentar soal peluang timnya (melaju ke final), yang ia anggap sudah habis"Pertandingan kedua adalah mission impossibleBarcelona sudah melangkah ke finalKadang saya merasa muak dengan dunia sepakbola kita iniYa, kami telah dikalahkanKami sebenarnya punya niat membiarkan pertandingan bertahan imbang 0-0, lalu kemudian (bisa) memasukkan striker, dan fase selanjutnya menaruh pemain nomor 10 (Lassana Diarra) di belakang tiga penyerangTapi wasit tak membiarkan kami (melakukannya)," ujarnya.

Sementara di sisi sebaliknya, Pep Guardiola menolak untuk meladeni 'perang komentar' dari MourinhoSeperti ditulis Reuters dan dikutip Xinhua, Guardiola mengaku lebih memilih fokus pada aksi di lapangan ketimbang mengurusi faktor non-teknis dan tudingan-tudingan pesaingnya ituDan ia pun tak lupa memuji penampilan timnya - plus keistimewaan Lionel Messi - dalam laga bertensi panas tersebut.

"Kami memainkan pertandingan yang bagusKami berhasil mengontrol counter attack mereka secara keseluruhan, serta bisa lebih agresif dengan Seydou Keita membantu mengatasi kekuatan (pemain) Madrid di udaraSaya harus mengucapkan selamat pada tim saya," ucapnya.

"Kami harus menggarisbawahi keberuntungan yang kami miliki dengan (keberadaan) Messi, di mana pada usia 23 tahun dia telah menjadi pencetak gol terbanyak ketiga dalam sejarah BarcelonaIni luar biasa; dan itulah hal penting dalam sepakbola kami dan dalam cara kami bermain," tambahnya, yang tak lupa merendah sembari menyebut bahwa mereka belum aman menuju final karena menurutnya Real Madrid tak akan menyerah begitu saja(ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wayne Rooney Hapus Memori 2006


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler