SURABAYA - Pelaku pembunuhan terhadap Briptu Eriek Setyo Widodo, anggota Unit Lantas Polsek Sukolilo, Bangkalan, dipastikan berjumlah dua orangMereka adalah Aiptu Sunarto, anggota Provost Polsek Pabean Cantian Surabaya dan putra keduanya, Arif Wahyu Budi Setiyawan
BACA JUGA: Kabur di LP Tangerang, Napi WN Iran Tertangkap di Lampung
Hal itu terungkap dalam rilis yang digelar jajaran Ditreskrimum Polda Jatim kemarin (12/12)
BACA JUGA: ABG Ditiduri di Bawah Jembatan Barelang
Kegagalan itu pun harus ditebus dengan nyawa polisi berusia 26 tahun itu.Eriek ditemukan tewas di Gunung Gigir, Kecamatan Blega, Bangkalan
BACA JUGA: Agar Suami tak Selingkuh, Dukun Cabuli Pasien
Penemuan itu tidak berselang lama setelah dia dijemput oleh orang tak dikenal di pos penjagaan kawasan Petapan, akses SuramaduKabidhumas Polda Jatim Kombespol Rachmat Mulyana mengatakan, kunci pengungkapan kasus tersebut ada pada delapan butir tasbih dan plat nomor mobil D 33 WA (bukan D 333 WA seperti disebutkan sebelumnya)Berawal dari plat nomor mobil, Sunarto dicecar pertanyaan oleh Bidpropam seputar mobil tersebut.
Ternyata, mobil tersebut merupakan mobil sewaan yang didapatkan di sebuah rental kawasan WiyungBidpropam pun langsung mengontak Kasubdit I Pidum Ditreskrimum Polda Jatim AKBP AnshoriSatpidum pun langsung bergerak ke lokasi rental.
"Dari keterangan pemilik rental didapati info jika mobil tersebut disewa pada 1 Agustus dan 7 Desember oleh pelaku (Sunarto)," terang RachmatPetugas pun makin curiga dan meminta mobil tersebut dihadirkanKarena saat itu mobil sedang disewa dan dibawa ke Nganjuk, Polisi pun langsung menjemput mobil tersebut di Nganjuk.
Setelah ditemukan, mobil tersebut digeledah dan didapati bercak darah kering di pintu mobil"Kami meminta bantuan Labfor Polri Cabang surabaya untuk tes DNA," terang Direskrimum Polda Jatim Kombespol Agus KSutisnaSelain itu, petugas juga menemukan delapan butir bola tasbih yang terdapat setitik bercak darah kering dan langsung diserahkan ke Labfor.
Hasilnya, darah tersebut cocok dengan DNA EriekSaat Sunarto dikonfrontir seputar Eriek dan bukti tasbih serta bercak darah, kabarnya pria 49 tahun itu sempat pingsanSaat siuman, akhirnya dia mengaku jika dialah pembunuh EriekTasbih itu memang milik Eriek setelah dikonfirmasikan kepada istrinya.
Penyidik pun langsung mencecar pertanyaan seputar senjata EriekTernyata, senjata itu dipegang oleh Arif, AnaknyaPemuda 23 tahun itu pun diburu polisi dan ditangkap Minggu (11/12) sore di kawasan Rungkut KidulPemuda yang bekerja sebagai sopir di salah satu perusahaan jasa pengiriman barang itu lalu menunjukkan tempat dia menyembunyikan senpi di rumahnya di Asrama Polisi BangkinganBenar saja, di rumah itu ditemukan senjata api revolver milik Eriek dan lima butir peluru
Berbagai barang bukti kasus tersebut kemarin dipamerkan di halaman markas Ditreskrimum Polda JatimDi antaranya, sebuah mobil Avanza hitam nopol L 1791 WE yang disewa Sunarto dan diganti platnya menhjadi D 33 WA dan nopol dinas 4523-XKemudian, helapan butir bola tasbih milik Eriek.
Berikutnya senpi milik Eriek beserta lima peluru plus proyektil yang bersarang di tubuh EriekAda juga seragam dinas dengan pangkat AKP dan tanda baret biru laut khas provostTerakhir, sejumlah surat perintah palsu bertanda tangan Kabidpropam Polda Jatim maupun Kasi Propam beberapa Polres.
Dari hasil pemeriksaan, Eriek dipastikan tewas oleh senjatanya sendiriAwalnya, Sunarto dan Arif mengamati Eriek yang sedang bertugasSunarto lalu meyakini jika Eriek baru saja "berdamai" dengan pengendara yang terkena tilangKarenanya, dia langsung menghampiri Eriek dan mengaku sebagai anggota Bidpropam Polda Jatim.
Saat itu, sunarto memakai seragam dengan pangkat AKPSetelahnya, Eriek digiring sekitar 100 meter dari posnya dan dipalakDia digertak untuk memberikan upeti jika tidak ingin dibawa ke Mapolda Jatim"Menurut pengakuan tersangka, korban melawan dan menodongkan senjataKarena tersangka berdua, mereka bisa merebut senjata itu dan menembak korban," terang Agus.
Pengakuan Sunarto terkesan janggalSebab, dalam hierarki polisi biasanya anggota dengan pangkat lebih rendah tidak akan berani melawan polisi dengan pangkat lebih tinggi"Jangankan pangkat, mendengar kata "Propam Polda" saja, biasanya, polisi di daerah langsung gentar," ungkap sumber Jawa Pos di Kepolisian.
Pengungkapan motif tersebut sekaligus mematahkan dugaan yang selama ini beredarSebelumnya, Eriek diduga dibunuh karena motif dendam asmaraMenurut kebiasaan di madura, jika ada mayat ditemukan hanya mengenakan celana dalam, biasanya itu korban pertarungan akibat masalah cinta
Sementara itu, AKBP Anshori mengatakan, pihaknya akan memperdalam lagi kasus tersebutSebab, selama empat bulan terakhir keduanya mampu menyimpan rapat-rapat tindakan tersebut"Keluarganya saja tidak ada yang tahu," terang AnshoriSunarto dan Arif dijerat pasal 340 subsider 338 KUHPArtinya, dia dijerat pasal pembunuhan terencana(byu)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bunuh Rekan, Oknum Polisi Ajak Anak
Redaktur : Tim Redaksi