Diterjang Banjir Bandang, Jembatan Demak Matio Ambruk

Jumat, 18 Agustus 2017 – 23:18 WIB
Kondisi jembatan menuju Dusun Demak Matio yang ambruk setelah diterjang banjir bandang. Kini warga kesulitan karena tak memiliki akses ke luar dusun. Foto: Irwansyah/MetroSiantar/jpg

jpnn.com, SIMALUNGUN - Jembatan Demak Matio yang menjadi penghubung dan akses satu-satunya dari dusun itu, ambruk akibat dihantam banjir bandang.

Akibat kejadian beberapa hari lalu itu pun menyebabkan warga Dusun Demak Matio kini kesulitan memasarkan hasil pertaniannya.

BACA JUGA: Tolong Jangan Pisahkan Kami, Dia sudah Seperti Anak Kandung Bagiku

Menurut keterangan beberapa warga, peristiwa ambruknya jembatan itu terjadi pada Jumat (11/8) malam.

Saat itu jembatan sepanjang 25 meter yang menghubungkan Dusun Demak Matio dengan Dusun Tarutung Dua, Nagori Mura Mulia, Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun, Sumut, dihantam batang kayu dan batang kelapa sawit yang hanyut terbawa arus saat banjir terjadi.

BACA JUGA: Bruk, Jembatan Baru Dua Tahun senilai Rp 17 M Ambruk

Salah seorang warga Demak Matio, Mahadin Simanjuntak (72) kepada Metro siantar (Jawa Pos Group), Selasa (15/8) mengatakan, pasca ambruknya jembatan itu, perekonomian warga kini lumpuh total. Sebab akses jalan keluar sangat sulit. Jembatan yang ambruk itu merupakan satu-satunya menuju pekan Tanah Jawa.

“Hasil-hasil pertanian, seperti TBS sawit yang tadinya lancar pengangkutannya, kini tak bisa lagi diseberangkan. Untuk bisa keluar kampung, warga pun harus memutar dengan jarak yang sangat lebih menuju Huta Sipanagan Bolon atau menuju Huta Negeri Bayu I,” kata Mahadin.

BACA JUGA: Dewan sudah Anjurkan Jembatan Kayugadang Agar Diperbaiki, Tapi Pemda Cuek…

Bahkan menurutnya, setiap pagi para orang tua harus turun ke sungai untuk menyeberangkan anak-anaknya yang hendak pergi ke sekolah. Apalagi anak-anak itu masih duduk di bangku sekolah dasar.

“Begitu juga dengan pelajar SMP dan SMA. Mereka juga harus menyeberang sungai dan membawa pakaian ganti. Sebab setelah berhasil menyeberang, mereka harus ganti pakaian karena basah,” jelasnya.

Sementara salah seorang pelajar yang sempat diwawancarai wartawan koran ini mengaku kesulitan saat hendak berangkat menuju sekolah.

“Karena jembatan itu merupakan akses satu-satunya yang digunakan para siswa untuk menuntut ilmu ke sekolah. Tapi begitu pun kami bersyukur karena kondisi ini tidak menyurutkan semangat siswa menimba ilmu,” jelas remaja yang tidak menyebutkan namanya itu.

Dia menambahkan, saat menyeberang sungai, para pelajar cukup tertib. Mereka saling berpegangan tangan.

“Walau sungainya tidak begitu dalam, tetapi karena saat ini musim hujan, arusnya agak deras.” katanya.

Sementara warga lainnya berharap agar Pemkab Simalungun secepatnya turun tangan dan meninjau jembatan ambruk itu.

“Pemkab Simalungun harus membuat jalan alternatif, seperti jembatan penyeberangan darurat, selanjutnya menganggarkan perbaikan jembatan ini. Jangan biarkan warga Demak Matio menderita akibat ambruknya akses penyeberangan,” katanya.

Sementara Pangulu Muara Mulia, Janter Tobing yang dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan bahwa pihaknya sudah melaporkan peristiwa bencana robohnya jembatan itu kepada dinas terkait di Pemkab Simalungun.

“Kita juga mengharapkan jembaatan itu cepat mendapat perbaikan,” harap Janter.(iwa/hez)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ya Ampun, Rangka Jembatan Kayugadang yang Ambruk Itu Ternyata Bekas


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler