jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan monitoring di Kampung Malaumkarta, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat, 4 Juni 2022.
Monitoring itu merupakan rangkaian joint supervision mission (JSM) terhadap program teknikal asistensi kerja sama Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia dalam program Kompak (Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan).
BACA JUGA: Ditjen Bina Pemdes Kemendagri Beri Penghargaan 10 Kabupaten Terbaik dalam Pengelolaan Aset Desa
Monitoring diikuti oleh Kemendagri, Bappenas, Kementerian Desa PDTT, Pemerintah Provinsi Aceh, Pemprov Nusa Tenggara Barat, Pemprov Papua dan Pemprov Papua Barat dan perwakilan Kedutaan Besar Australia, serta tim implementasi program Kompak.
Monitoring diterima langsung oleh Kepala Distrik Makbon Abner dan Kepala Kampung Malaumkarta Jefri Mobalen dan jajaran pemerintahan kampung, kepala Bamuskam serta perangkat kampung dan warga masyarakat.
BACA JUGA: Pria Ini Sangat Licik, 16 Pemdes di 6 Kabupaten jadi Korban
Kunjungan ke Kampung Malaumkarta untuk mengetahui teknis implemetasi Program Strategis Pembangunan Kampung (Prospek) dan sistem data terpadu Sistem Administrasi Integrasi Kependudukan atau SAIK+.
Dalam pertemuan, Direktur Fasilitasi Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa Paudah mengatakan tujuan monitoring ini untuk mengetahui tantangan, kendala, dan permasalahan kampung dalam tata kelola penyelenggaraan pemerintahan kampung.
BACA JUGA: Paulus Waterpauw: Dengan Hormat Saya Minta 13 Kepala Daerah Memasifkan Kebijakan Negara
Kemendagri sebagai pembina dan pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan desa ingin memastikan program yang dilaksanakan di pemerintahan daerah dan desa selaras dengan kebijakan nasional. Termasuk keberhasilan teknikal asisten yang dilakukan melalui pendampingan seperti halnya pendampingan Kompak kepada desa.
Paudah mewakili Ditjen Bina Pemdes Kemendagri menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Kampung Malaumkarta yang telah memberdayakan kader kampung yang terlatih untuk melakukan entry data, memastikan akurasi data, dan pemutakhiran data dalam SAIK+.
Menurutnya, pemberdayaan kader kampung menjadi inovasi tersendiri bagi sistem pendataan untuk menjaga kesinambungan ketersediaan, validitas, dan pemutakhiran data sebagai baseline data untuk pengambilan kebijakan, baik di tingkat kampung hingga nasional.
Oleh karena itu, Paudah berharap pemerintah kampung tetap merawat dan menjaga kesinambungan SAIK+ ini melalui penganggaran dan pelatihan bagi kader untuk terus menerus meningkatkan kapasitas.
Direktorat Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri menyiapkan pelatihan dasar maupun tematik yang diberikan kepada kepala desa, perangkat dan juga kader desa.
“Pelatihan tematik kepada aparatur desa, antara lain, literasi data dengan kurikulum pembelajaran dari pendataan, pengolahan data, analisis data dan pemanfaatan data dalam pengambilan kebijakan perencanaan dan penetapan anggaran desa berbasis bukti,” kata Paudah.
Kepala Distrik Makbon Abner mengatakan distriknya terdapat 14 kampung dan satu kelurahan. Secara keseluruhan, kata dia, telah mengimplemetasikan SAIK+ sebagai basis data kependudukan dan sosial lainnya.
Menurut dia, hal itu telah dikelola dengan baik, walaupun masih perlu perbaikan dari sisi integrasi data yang harus dikoordinasikan dengan OPD lain, misalnya, dinas dukcapil untuk data kependudukan.
Kepala Kampung Malaumkarta Jefri Mobalen menyampaikan bahwa desanya memiliki 45 KK dengan penduduk berjumlah 197 jiwa, dan masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan.
Malamumkarta merupakan kampung induk yang telah dimekarkan menjadi empat. Beberapa sarana sosial dimanfaatkan bersama seperti sekolah, pustu dan akses jalan yang saling terhubung.
Oleh karena itu, dia bersepakat bekerja sama untuk melakukan pembangunan bersama melalui perencanaan dan penganggaran masing masing kampung yang memanfaatkan data dari SAIK+ sebagai baseline data.
SAIK+ telah dimulai sejak empat tahun lalu dengan terlebih dahulu kader mengikuti pelatihan untuk pengelolaanya.
Dalam mengelola SAIK+, kader pengelola diberikan insentif bulanan oleh pemerintahan kampung untuk kesinambungan pengelolaan data di Kampung Malaumkarta.
SAIK+ terdiri dari komponen data dasar kependudukan, kesehatan, pendidikan, bantuan sosial.
“Pemanfaatan data pada SAIK+ digunakan untuk perencanaan kampung, penyaluran bantuan langsung tunai, pemberian bantuan rumah layak huni, pengurusan domumen kependudukan serta administrasi surat menyurat,” pungkas Jefri. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi