Ditjen Hortikultura Bersama IPB Bogor Ukur Kemampuan Durian Menyerap Stok Karbon

Senin, 10 Juli 2023 – 10:37 WIB
Tim Ditjen Hortikultura bersama IPB Bogor melakukan pengukuran stok karbon di Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong. Hal ini dilakukan untuk memastikan kemampuan durian dalam menyerap stok karbon. Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, PARIGI MOUTONG - Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian bersama Institut Pertanian (IPB) Bogor melakukan pengukuran stok karbon di Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Hal ini dilakukan untuk memastikan kemampuan durian dalam menyerap stok karbon.

BACA JUGA: Dirjen Hortikultura Optimistis Durian Parigi Muotong Bakal Menembus Pasar Ekspor

Desa Sumber Sari merupakan kampung durian dengan luasan sekitar 500 hektare.

Tanaman yang diukur terdiri dari berbagai tingkatan umur, mulai dari 0-10 tahun, 10-20 tahun hingga lebih dari 20 tahun.

BACA JUGA: Begini Strategi Subsektor Hortikultura Mengatasi Dampak Perubahan Iklim Global, Mantap!

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan mitigasi dampak perubahan iklim dapat dilakukan dengan pengembangan kampung durian.

Saat ini, terdapat jutaan pohon durian dalam bentuk kampung durian.

“Untuk tanaman durian, kita memiliki tujuh juta pohon. Total sampai tahun 2022 mencapai 422 kampung durian. Tentunya ini menjadi peluang yang sangat besar dalam rangka penyerapan stok karbon durian,” ujar Prihasto dalam keterangan tertulis, Senin (10/7).

Direktur Perlindungan Hortikultura Jekvy Hendra menjelaskan kebijakan dampak perubahan iklim subsektor hortikultura dapat dilakukan melakukan melalui beberapa pendekatan.

“Pendekatan dampak perubahan iklim bisa melalui langkah antisipasi, mitigasi, dan adaptasi," kata Jekvy.

Dia memastikan pihaknya akan terus melakukan langkah cepat dan terobosan di lapangan untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

"Tim bergerak cepat melakukan langkah mitigasi dengan pengukuran stok karbon pada buah tahunan, khususnya komoditas durian di Parigi Mautong Provinsi Sulteng,” terang Jekvy.

Petani di Kecamatan Parigi Selatan sudah lama melakukan penanaman durian.

Ada di antaranya tanaman durian berumur di atas 40 tahun.

“Varietas yang kami kembangkan kebanyakan otong dan pengembangan varietas lokal,” ujar petani sekaligus penangkar benih durian bernama Maria.

Thomas yang merupakan pemilik lahan 6 hektare pohon durian yang menanam durian sejak 1973 menyebutkan dirinya saat ini memiliki 500 pohon.

Dia mengaku menanam durian dengan kerapatan 10 meter persegi dengan varietas otong dan lokal super.

"Biasanya saya panen dua kali dalam setahun, yaitu Maret dan kisaran Juni – Juli. Kami sangat senang dengan adanya petugas dari Jakarta untuk melakukan pengukuran di lokasi kami. Ternyata durian yang kami tanam disamping bernilai ekonomi juga berperan menjaga lingkungan,” ujar Thomas.

I Putu Santika Yasa, dosen IPB yang membersamai pengukuran stok karbon durian mengatakan bahwa metode pengukuran yang dilakukan adalah pengambilan sampel non destruktif atau tanpa melukai tanaman.

Pengukuran stok karbon dilakukan untuk mengetahui potensi penyerapan karbon di suatu wilayah.

Putu menyampaikan komoditas durian diketahui sebagai komoditas unggulan sebagai upaya mitigasi dampak perubahan iklim untuk mengurangi emisi karbon.

"Oleh karena itu, kami perlu mengetahui perhitungan stok karbon pada suatu komoditas,” jelas Putu.

Putu menambahkan karbon disimpan tanaman dalam berbagai lokasi yang disebut dengan carbon pool, meliputi tegakan atas permukaan, bawah permukaan, serasah, tanaman bawah dan tanah.

Penghitunga total karbon yang mampu disimpan tanaman dilakukan pada ke lima lokasi tersebut.

Sementara itu, pendekatan yang digunakan tidak melukai tanaman.

"Jadi langkah yang dilakukan dengan mengukur parameter-parameter yang bisa digunakan untuk menduga biomassa yang pada akhirnya bisa diduga cadangan karbon pada suatu tanaman,” paparnya.

Koordinator Dampak Perubahan Iklim Ditjen Hortikultura Agung Sunusi saat ditemui di lapangan mengatakan sejauh ini pengukuran stok karbon dilakukan ke beberapa komoditas buah tahunan.

Pengukuran terhadap pohon durian, mangga, manggis, alpukat, jeruk, nangka telah dilakukan di beberapa zona, yaitu Zona Jawa, zona Sumatera, zona Kalimantan, zona Nusa Bali termasuk Sulawesi.

“Saat ini kami melakukan pengukuran di Zona Sulawesi. Untuk zona Papua akan dijadwalkan selanjutnya," kata Agung Sunusi.

Dia mengharapkan dengan pengukuran ini petugas dan petani dapat memahami dan mengetahui begitu pentingnya pengukuran.

Sebab, lanjut Agung, di samping komoditas durian mempunyai nilai ekonomi, juga mempunyai peran yang cukup besar dalam menyimpan stok karbon sekaligus berperan dalam mitigasi gas rumah kaca. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler