jpnn.com, TUBAN - Upaya nyata dan kreatif ditunjukkan oleh warga Desa Karang Tinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban untuk menyelesaikan permasalahan kekeringan. Mereka membentuk Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Tirto Tinoto, dan memanfaatkan melimpahnya air di sungai Bengawan Solo.
“Pada tahun 1993, melalui bantuan luar negeri yang diserahkan pemerintah, kita mulai lakukan kegiatan penyedotan Bengawan Solo dengan pompa. Tapi pompanya sering terendam air," kata Ketua HIPPA Tirtotinoto kepada peserta kunjungan pers Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), di Desa Karang Tinoto, Kamis (12/10) sore.
BACA JUGA: Mentan: Dulu Impor, Sekarang Indonesia Bisa Ekspor Bawang
Melihat kondisi ini dan warga ingin irigasi pompa bisa berjalan, pada 1994 mereka kemudian kerjasama dengan swasta.
"Karena aset swasta bisa dibeli setelah warga semua bersatu dan berjuang, kini kami bisa mandiri sepenuhnya mengelola pompanisasi ini," terangnya.
BACA JUGA: Kementan Lepas Ekspor Bawang Merah NTT Ke Timor Leste
Perjuangan HIPPA Tirtotonoto sekarang menurut Kasadi telah membuahkan hasil yang besar.
"Dari gerakan anggota saat itu maka kami bisa punya aset barang senilai Rp 2,5 M, dan uang kas Rp 1,9 M," ungkap dia.
BACA JUGA: Di 0 Kilometer, Kementan Ekspor Bawang Merah ke Timor Leste
Mereka memperoleh air dari sungai Bengawan Solo melalui dua titik pengambilan. Lalu dialirkan ke saluran irigasi Desa Maibit hingga membentuk jaringan tersier dengan luas layanan 400 Ha lebih (total dari luas lahan 4 Blok dan 4 Kelompok Tani di 4 Desa).
Untuk menjaga kondisi pompa dan perawatannya, HPPA Tirtotinoto menerapkan sistem Moro Pitu. Gambarannya, bila panen 7 Ton, maka 1 ton-nya diserahkan ke HIPPA untuk biaya merawat pompa dan jaringan irigasi. Cara ini yang menyebabkan HIPPA bisa makin maju, berkembang dan beranggotakan hingga 1333 petani.
Melihat kinerja HIPPA yang mandiri ini, Sekretaris Ditjen PSP Kementan Abdul Madjid mengatakan, HIPPA Tirto Tinoto adalah contoh sukses kelompok tani Indonesia.
Meski hanya mendapatkannstimulus yang sedikit dari pemerintah, mereka mampu mandiri.
“Apa yang dilakukan oleh HIPPA Tirtotinoto ini sangat membantu pemerintah. Mereka juga mensukseskan program ketahanan pangan, karena pada musim kering bisa tanam, dengan memanfaatkan Bengawan Solo," terangnya.
Setelah memantau HIPPA Tirtotinoto, rombongan kunjungan Pers juga menyaksukan "Lomba Nraktor" yang digelar oleh mereka. Selanjutnya rombongan langsung bergerak ke kecamatan Widang dan mendengarkan paparan dari Brigade Alsintan.(dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawang Merah Pembuka Pintu Ekspor Indonesia ke Timor Leste
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad