Kapolres Nunukan AKBP Achmad Suyadi menceritakan, kejadian bermula dari aksi sabung ayam warga Indonesia di wilayah Sebatik-Malaysia, atau tepatnya di Patok II berseberangan dengan Sei Melayu desa Sei Nyamuk Sebatik, Indonesia.
Mengapa hingga MA nekad menikam Ahmad Maliki? Kapolres menjelaskan, siang itu enam anggota PDRM yang bertugas mengamankan wilayah Sebatik Malaysia tiba-tiba datang menggerebek sekumpulan warga Indonesia yang mengadakan judi sabung ayamEnam anggota PDRM ini kemudian melepaskan tembakan ke udara
BACA JUGA: Tiga perempuan Gagalkan Kejahatan di Angkot
Kontan para pesabung ayam tunggang langgang melarikan diri kembali ke wilayah Sebatik IndonesiaMeski sudah berlarian kembali ke negara sendiri, namun para pesabung ayam ini tetap saja dikejar oleh 3 dari 6 anggota polisi Malaysia tersebut
BACA JUGA: Lagi Mesum, Oknum Polisi Terjaring Razia
Nah, MA yang sudah tidak kuat berlari akhirnya terjatuh tersungkurKarena panik senjata ditodongkan di kepala, MA spontan pula mengeluarkan sangkur di pinggangnya kemudian menikam Ahmad Maliki
BACA JUGA: Polisi Gadungan Diterjang Peluru
Beruntung, Ahmad gesit menghindar serangan, sehingga tikaman itu hanya melukai rusuk bagian kiri.“Usai menikam MA dan kawan-kawan kabur melarikan diri, namun berkat kerja keras Tim Buser Polres Nunukan, Rabu (28/12) malam MA dkk berhasil ditangkap, selanjutnya dibawa ke Polres Nunukan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” lengkap Kasat yang menambahkan, MA sudah ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan beberapa kawan seprofesi sebagai sabung ayam masih dalam pemeriksaan petugas Polres Nunukan.
Kapolres kembali menambahkan, judi sabung ayam di wilayah perbatasan, baik di Sebatik Indonesia atau Malaysia memang kerap terjadi. Kejahatan ini memang agak sulit untuk diberantas, ini karena para pelakunya punya trik menghindar dari kejaran petugasCara mudahnya yakni bermain judi di negara tetangga Malaysia. Sementara di Sebatik Malaysia sendiri, PDRM jarang melakukan pengawasanUntuk kerja sama dengan PDRM, khususnya dalam pengawasan wilayah perbatasan dari aksi kejahatan, masih dalam penjajakan, namun melalui program Sosek-Malindo progress pengamanan antara Indonesia-Malaysia hingga kini masih terus berjalan.
Selanjutnya, setelah nanti kasusnya sampai juga di meja hijau, korban serta para saksi yakni anggota PDRM bisa saja dihadirkan untuk memberikan keterangan dan kesaksian.
Ahmud, salah satu warga Aji Kuning yang berdomisili di wilayah Sebatik Malaysia beberapa waktu lalu kepada Radar Tarakan (JPNN Grup) mengaku, selama ini sangat jarang petugas PDRM atau aparat dari satuan lain Malaysia melihat atau memantau titik perbatasan di Pulau Sebatik
Bahkan, tuturnya, banyak warga Indonesia yang tinggal melewati patok perbatasan atau sudah memasuki wilayah MalaysiaTapi, kondisi ini dianggap tidak menjadi pelanggaran bagi Malaysia, bahkan ada yang sudah berpuluh tahun tinggal dan menetap dengan membangun rumah sendiri(ica/iza/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pedagang Tewas Dibantai di Keramaian
Redaktur : Tim Redaksi