jpnn.com - JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa tidak berkenan dengan tudingan publik maupun kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang menyebut pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II melakukan pemborosan. SBY menyatakan, justru saat ini pemerintahannya sedang melakukan penghematan anggaran.
"Kita lakukan penghematan amat sering. Contohnya tahun ini ada pemotongan anggaran Rp 43 triliun. Kita sudah lakukan penghematan," kata SBY di kantornya, Jakarta, Kamis, (11/9).
BACA JUGA: SBY Keluarkan 7 Instruksi di Masa Transisi
Ia mencontohkan akibat penghematan besar-besaran itu maka pihak yang seharusnya mendapatkan kenaikan gaji urung mendapatkannya. Pihak-pihak yang batal mendapat kenaikan gaji antara lain presiden, wakil presiden, menteri, gubernur, bupati dan walikota.
"Saya putuskan tidak naik dulu karena ingin mengamankan APBN kita dan penghematan sehingga tidak menyulitkan pemerintahan akan datang. Tidak ada niatan dan budaya pemerintahan yang saya pimpin ini untuk berboros-boros," imbuhnya.
BACA JUGA: Punya Hak Ingkar, Anas Tak Marasa Melakukan Obstruction ââ¬Å½of Justice
Ia mengaku mendengar bahwa pihak presiden terpilih berencana melakukan penghematan. SBY pun mendukung rencana yang akan dijalankan Jokow-JK itu.
"Saya dukung penuh dan itu baik. Saya pikir lebih hemat lagi. Sama dengan yang saya lakukan dulu ketika saya pandang dari pemerintahan dahulu ada yang bisa saya hemat. Efisiensi anggaran," sambungnya.
BACA JUGA: SBY : Belasan Pertemuan Internasional Tunggu Jokowi
Atas dasar itulah SBY mengingatkan agar pemerintahan lama dan baru saling mengingatkan untuk mendukung pemerintahan mendatang. "Niat itu baik, kita dukung tidak perlu dikontraskan atau dihadapkan dengan yang lain. Itu bagian dari kesinambungan," tandasnya.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong BPK Audit Investigatif Aliran Dana PT Askes dan Jamsostek
Redaktur : Tim Redaksi