Diversifikasi Pangan, Strategi Kementan Hadapi El Nino

Jumat, 04 Agustus 2023 – 23:03 WIB
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi (tengah) pada acara Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) Volume 27 di AOR BPPSDMP, Jumat (4/8). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Selama pandemi, sektor pertanian masih tetap mengalami pertumbuhan yang positif di antara sektor lainnya. Meskipun demikian, ketahanan pangan bagi rakyat harus terus terjaga.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya diversifikasi pangan dengan mengoptimalkan potensi dan keragaman sumber daya pangan lokal sebagai salah satu strategi ketahanan pangan di tengah pandemi.

BACA JUGA: Begini Langkah Kementan untuk Hadapi El Nino

“Jadi, pangan itu tidak harus beras, kita melakukan juga upaya diversifikasi pangan. Beberapa pangan lokal kita intervensi seperti singkong, talas, dan umbi-umbian lainnya,” ujar Mentan.

Strategi ini menurutnya juga harus simultan dengan upaya mengoptimalisasikan lahan pertanian yang ada agar produktivitasnya menjadi lebih maksimal, termasuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan bagi keluarga.

BACA JUGA: Strategi Kementan Menghadapi El Nino

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa saat ini krisis pangan melanda di semua negara, berdasarkan data FAO, Indonesia termasuk negara yang akan mengalami krisis pangan dikarenakan adanya dampak El Nino yang menyebabkan kekurangan air pada lahan pertanian.

“Mari kita semua turun ke sawah, ladang, kebun untuk antisipasi El Nino, hujan bukanlah satu-satunya sumber air ada kolam, sungai yang dapat dimanfaatkan untuk pengairan pada lahan pertanian,” ujar Kabadan Dedi pada acara Mentan Sapa Petani Penyuluh (MSPP) Volume 27 di AOR BPPSDMP, Jumat (4/8).

BACA JUGA: Polisi Tembak Polisi, Anggota Densus 88 Bripda Ignatius Diduga Dibunuh Secara Terencana

Kabadan Dedi menambahkan bahwa El Nino dapat diatasi dengan adanya swasembada pangan dan menganti makanan pokok nasi dengan makanan pengganti lainnya yang juga sehat dan memenuhi gizi baik.

“Mari kita diversifikasi pangan, kita ganti makan nasi dengan makan singkong yang sehat dan menyehatkan,” tegas Dedi.

Sedangkan menurut Narasumber MSPP, Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat Entang Sastraatmadja, pembangunan pertanian yang tujuan utamanya meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian setinggi-tingginya menuju swasembada, tidak akan dapat menuntaskan problem kehidupan masyarakat, jika tidak dibarengi dengan pengurangan laju konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan pokok.

“Mari kita menekan konsumsi masyarakat terhadap nasi,” tegas Entang.

"Maka diperlukannya peranan pemerintah untuk terus-terusan meragamkan pola makan rakyat, supaya tidak tergantung kepada salah satu jenis bahan pangan karbohidrat. Program diversifikasi pangan jangan digarap asal-asalan, namun perlu dikemas secara utuh, holistik dan komprehensif," ujarnya.

Entang menekankan bahwa kita harus optimis dengan kerja keras dan kerja cerdas, ditopang oleh sumber daya manusia yang berintegritas dengan mengemas program diversifikasi pangan yang berkualitas sebagai salah satu solusi dalam menekan konsumsi pangan, khususnya beras di masyarakat.

“Program diversifikasi pangan harus memiliki desain perencanaan yang terukur dan berkelanjutan, Pemerintah berperan menekan konsumsi beras masyarakat sekaligus meragamkan pola makan masyarakat,” katanya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hutan Kota UKI jadi Tempat Mesum Sesama Jenis, Alat Kontrasepsi Berserakan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler