jpnn.com - JAKARTA - Konflik elite yang terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bisa berdampak petaka buat kader mereka. Perseteruan antara Djan Faridz dan Romahurmuziy alias Romy, dianggap menjadi sumber bakal tamatnya karier para kader PPP.
Meski pemerintah telah memperpanjang surat keputusan (SK) Muktamar Bandung, kedua tokoh partai berlambang kakbah itu tidak mau mengalah dan berdamai. Alhasil, partai Islam pertama itu terancam tak bisa mengikuti pemilihan kepala daerah (pilkada) 2017 mendatang.
BACA JUGA: Beda tapi Nyata: LGBT di Indonesia Sudah ada Sejak 1973
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan, banyak pihak akan dirugikan jika PPP gagal ikut pilkada.
"Jadi, jangan karena sekian orang, ribuan orang karier politiknya habis," ungkapnya, seperti dikutip dari INDOPOS, Sabtu (20/2).
BACA JUGA: Gila! Bosnya Freddy Budiman Bebas Bergerak
Dia menegaskan PPP harus mengakhiri konflik internalnya paling lambat hingga Juli jika ingin ikut Pilkada 2017. "Kami tunggu," ucapnya.
Luhut juga mengatakan, PPP bisa turun kasta hanya menjadi ormas kalau terus berkonflik. "Ya bisa saja kalau aturannya begitu. Bisa saja," kata Luhut. (aen/adk/jpnn)
BACA JUGA: Pelantikan Wakil Bupati Simalungun Tunggu Arahan Pak Menteri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat ya, LGBT Ada di Sekeliling Kita
Redaktur : Tim Redaksi