Djarot: Sejak Dulu NU Terdepan Pertahankan NKRI

Sabtu, 08 April 2017 – 15:27 WIB
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat konvoi dengan driver ojek online usai salat Jumat dan silaturahmi di kantor GP Ansor, Jakarta Pusat, Jumat (7/4). FOTO: Gilang/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat terus memperkuat silahturahmi dengan warga ibu kota.

Kali ini, dia menghadiri pengajian bulanan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU). Dalam sambutannya, Djarot membahas bidang ekonomi.

BACA JUGA: Projo Punya Grup Reaksi Cepat demi Ahok-Djarot

"Tadi dikatakan bahwa ada 69 persen masyarakat NU yang berada di Jakarta, jadi bagaimana kalau kita buat NU Mart? Masa yang 69 persen itu tidak mau belanja kami punya toko? Selain itu kami juga bisa bangun klinik, ya beragam macam hal bisa kita lakukan," ujar Djarot di kantor PWNU, Jalan Utan Kayu Raya, Jakarta Timur, Sabtu (8/4).

Dia juga sempat memuji NU selalu menjaga keutuhan NKRI. Dia menyebut NU selalu memegang ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.

BACA JUGA: Assalamualaikum, PWNU DKI Pengin Djarot Menang Lagi

"Sejak zaman mbah-mbah kami dulu, NU selalu berada di garis paling depan untuk mempertahankan NKRI. Selalu saya sampaikan bahwa dalam sejarah RI, hanya NU yang tidak pernah memberontak," kata pria yang menunaikan ibadah haji bersama sang istri Happy Farida pada tahun 2002 tersebut.

Mantan Wali Kota Blitar itu juga membeberkan caranya untuk menyatukan berbagai kelompok masyarakat yang ada di Jakarta. Dia memiliki program yang disebutnya Sekolah Agama-Agama Bina Damai.

BACA JUGA: Kiai Said Aqil: Ahli Agama Kok Demo

“Untuk sama-sama saling mengenal berbagai agama, baik Islam, Kristen, Budha, Hindu dan sebagainya. Kami adakan pernah di pondok pesantren, gereja, wihara karena ini karunia yang diberikan Allah bahwa Indonesia ini tercipta plural," sebut Djarot.

Djarot juga berbicara soal rencana PWNU melakukan pembangunan empat lantai di kantornya. Dia mendukung penuh rencana tersebut.

 "Iya, ini kantornya mau dibangun jadi empat lantai. Tentu saya mendukung penuh. Kantor ini sudah miliknya NU, mereka gotong royong. Kalau masalah anggaran nggak masalah, saya sudah sampaikan sama pengurus nggak usah sungkan minta anggaran kalau tujuannya baik dan jelas pasti kami dukung," kata Djarot.

Dalam acara tersebut, Djarot hadir didampingi Ketua Umum PPP Djan Faridz. Djan kemudian berbicara soal perbedaan. Dia pun menyinggung soal konflik di Suriah yang menurutnya terjadi karena masalah perbedaan.

"Kalau ada perbedaan, bukan membuat kami bermusuhan, kami tidak memusuhi siapa pun. Jangan sampai seperti warga Suriah yang diusir dari negaranya sendiri karena perbedaan," katanya.

Sementara itu, Pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor telah menyatakan dukungannya untuk pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot pada Pilgub DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

Hal tersebut disampaikan Ketua GP Ansor DKI Jakarta Abdul Azis saat menyambut kedatangan Ahok dan Djarot di Kantor GP Ansor di Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Jumat (7/4).

Pada kesempatan itu, Azis menyatakan GP Ansor siap mengawal para pendukung Ahok-Djarot dari kemungkinan intimidasi saat pemungutan suara pilkada DKI putaran kedua pada 19 April ini.

Djarot juga sempat menunaikan ibadah salat Jumat di Masjid KH Abdurrahman Wahid di kantor GP Ansor.

Djarot mengatakan, dirinya datang untuk bersilaturahmi dengan para pimpinan GP Ansor.

Dalam silaturahmi tersebut, Djarot juga ditemani oleh Sekjen Golkar Idrus Marham, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Sekretaris timses Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qumas dan Ketua GP Ansor DKI yang juga politikus PKB Abdul Aziz.

Bukan kali ini saja Djarot dan Idrus menunaikan salat Jumat bersama. Sebelumnya, Djarot dan Idrus bersama-sama salat Jumat di Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat.

Djarot menjelaskan, selama ini dia memang sejalan dengan GP Ansor yang juga merupakan organisasi PBNU.

Menurut Djarot, selama ini GP Ansor dan PBNU selalu bersama-sama menegakkan Pancasila sebagai ideologi negara.

Terlebih, Djarot memiliki latar belakang ayahnya Muhammadiyah dan ibunya yang Muslimat NU.

Karena itu, dia terus memperkuat basis dukungan sosialnya dengan pergaulan yang akrab dan hangat dengan para ulama dan tokoh  agama lainnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua GP Ansor Sebut Ahok Sebagai Sunan Kalijodo


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler