DKI Jakarta Surplus Sampah

Kamis, 06 Mei 2010 – 00:28 WIB

JAKARTA- Upaya mengurangi sampah di kawasan ibu kota terus digencarkan Pemprov DKI JakartaMengingat volume sampah setiap tahunnya terus bertambah

BACA JUGA: Bogor Belum Siap Jadi Kota Halal

Jika pada 2009 volume sampah mencapai 6.500 ton per hari, tahun ini total volume sampah sudah bertambah menjadi 27.966 meter kubik atau sekitar 6.525 ton per hari
Upaya mengurangi sampah tidak bisa begitu saja hanya mengandalkan TPST Bantargebang serta TPST lokal yang ada

BACA JUGA: Tiga Sungai Jakarta akan Dikeruk

Pasalnya, dari total sampah yang ada, belum seluruhnya mampu tertampung dan diolah secara maksimal.  

’’Pemprov DKI Jakarta mengajak warga Jakarta secara luas untuk bisa melaksanakan 3R (reduce, reuse, recycle)
Bisa dengan cara mengubah sampah menjadi kompos, atau dengan mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi,’’ ujar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
Menurut orang nomor satu di DKI itu, upaya mengurangi sampah yang ada di Jakarta membutuhkan keterlibatan masyarakat Jakarta tanpa terkecuali.

Mengingat kapasitas TPST yang ada belum mampu menampung sampah yang ada

BACA JUGA: Beri Penghargaan Guru dan Murid Berprestasi

Pemprov DKI sendiri terus berupaya membangun TPST agar sampah-sampah di Jakarta bisa diolah seluruhnyaTidak hanya diolah menjadi kompos, tapi juga menjadim listrikSeperti pembangunan TPST Ciangir yang sudah mulai diproses serta tiga TPST lokal yang ada di wilayah DKI Jakarta.      
Saat ini, Pemprov DKI terus menggencarkan kampanye 3R di lima wilayah dengan cara membidik RT/RWHasil sementara, 3R sudah diterapkan di 700 RWJumlah tersebut masih jauh dari sasaran lantaran jumlah total RW di Jakarta ada 2.500 RW

’’Ini pekerjaan rumah sangat besarKami mengundang warga untuk melihat tetangganya yang sudah berhasil,’’ katanya.Untuk menyukseskan program penanganan sampah yang melibatkan peran aktiv warga, 3R harus menjadi falsafah di akar rumputTidak hanya untuk kompos, sampah yang didaur ulang juga bisa menghasilkan produk kerajinan tanganJika itu didesain yang lebih bagus dan dipasarkan secara luas, bisa menjadi penambah penghasilan.
 
Kendala selama ini, pemasaran memang belum tergarap secara baikPasar juga belum siap menerima sepenuhnyaSehingga harus dicarikan solusi untuk menyalurkan hasil daur ulang sampah itu.

Menurut Kepala Dinas Kebersihan Eko Bharuna, metode 3R memang cukup efektif mengurangi sampahSetidaknya, sekitar tujuh persen sampah dari total produksi 29.344 meter kubik per hari atau 6.525 ton per hariPengurangan terjadi di 94 titikDalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2007-2012, sampah harus bisa dikurangi 12 persen hingga 15 persenSehingga, selain pembangunan TPST, peran aktiv masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengelola sampah sendiri.

Menurut Eko, pengelolaan sampah di Jakarta saat ini dilakukan dengan sistem swastanisasi dengan penerapan teknologi tinggi untuk mengarahkan pengolahan bisa berdampak menjadi aset daerahSeperti, TPST Bantargebang saat ini sudah dikelola oleh pihak swasta menggunakan teknologi gas metan yang bisa menghasilkan listrik sebesar 26 MW

Selanjutnya, Pemprov DKI juga akan menambah sistem swastanisasi ini dengan membangun beberapa TPST dengan teknologi lainnya seperti di Marunda, dan Sunter Jakarta Utara.
Dari total produksi sampah yang diproduksi di Jakarta, penyumbang terbesar dari sektor pemukiman sekitar 52,9 persenKemudian dari perkantoran 27,35 persen, industri 8,97 persen, sekolah 5,32 persen, pasar empat persen dan sampah di jalan atau di sungai 1,4 persenDari total sampah tersebut, mayoritas sampah organik sebanyak 55,37 persenSementara sampah non organik 44,63 persen

Dalam rekomendasi DPRD DKI Jakarta terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur DKI masa kerja 2009, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Lulung Lunggana yang mewakili membacakan rekomendasi 94 anggota dewan menyatakan, dalam program pengelolaan sampah, setiap tahunnya Pemprov DKI mengalokasikan dana untuk membayar tipping fee untuk 1,89 juta ton sampah DKI Jakarta yang dibuang ke TPA Bantargebang

Kondisi tersebut menunjukkan, pengelolaan sampah DKI sangat tergantung dengan TPA BantargebangSementara TPA atau TPST yang ada di wilayah DKI Jakarta, kapasitasnya tidak dapat menampung volume sampah DKI JakartaBelum lagi TPST yang masih mengalami masalah dengan masyarakat dan lingkungan sekitar

Situasi ini, menjadi permasalahan serius bagi pemerintah daerah dan masyarakat JakartaDPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI untuk mengambil kebijakan yang cepat dan tepat dengan menyusun dan mendesain perencanaan pembangunan pengolahan sampah yang terintegrasi dan ramah lingkungan di wilayah DKI Jakarta

Untuk sesegera mungkin mengaktifkan TPST Marunda dengan tujuan untuk mengurangi debit sampah yang ada di wilayah DKI Jakarta dan untuk mengatasi sampah di lautSelain itu juga ITF di Sunter untuk menampung dan mengurangi sampah yang dibuang ke TPASebab, TPST Marunda dan TPS Sunter merupakan pengelola sampah yang lokasinya berada di daerah DKI JakartaSehingga, persoalan sosial dan politik lebih mudah teratasi(aak)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marzuki Ajak Santri anti Narkoba


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler