Bergunakah Doa Anak yang Tidak Saleh Bagi Orang Tuanya?

Minggu, 05 Juni 2022 – 20:41 WIB
Seorang jemaah sedang berdoa seusai salat (Ilustrasi). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com - Doa anak yang saleh, salah satunya bisa berguna bagi kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia.

“Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Bila seseorang meninggal dunia, maka amalnya terputus kecuali berasal dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya,’” (HR Bukhari dan Muslim).

BACA JUGA: Kecele Menikahi Wanita yang Sudah tak Perawan, Bolehkah Membatalkan Pernikahan?

Namun, dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim ini tidak menyebut doa anak yang tidak saleh.

Lalu bagaimana dengan efek doa anak yang tidak saleh bagi kedua orang tuanya yang telah meninggal dunia?

BACA JUGA: Dilarang Meniup Makanan dan Minuman yang Masih Panas! Simak Hukum dan Dampaknya

Masalah ini menarik perhatian Imam Al-Ghazali.

Dalam Kitab Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali membantah klaim sebagian orang yang mengatakan doa anak yang tidak saleh bagi kedua orang tuanya tidak berguna karena ketidaksalehannya, sebagaimana keterangan hadis Bukhari dan Muslim tersebut.

BACA JUGA: Minuman Sehat dari Bahan Alami Ini Bisa Meningkatkan Libido Pria, Joss!

Imam Al-Ghazali mengakui hadis itu hanya menyebutkan doa anak yang saleh.

Tetapi secara umum, kesalehan itu melekat pada anak-anak orang yang beriman, terlebih anak orang-orang yang teguh dalam beragama.

Mereka dapat dikatakan sebagai anak yang saleh, meski juga melakukan dosa dan berbuat fasik.

Artinya: Seseorang berkata, ‘Anak kadang tidak saleh sehingga doanya tidak berpengaruh bagi kedua orang tua.

Padahal dia mukmin.’ Kesalehan sudah umum pada keturunan orang beragama, terlebih kalau orang bertekad mendidik dan mengantarkannya pada kesalehan.

Secara global, doa orang beriman untuk kedua orang tuanya tetap berguna baik ia anak berbakti maupun anak durhaka.

Kedua orang tuanya akan tetap diberi pahala atas doa dan kebaikan anaknya karena itu bagian dari ikhtiarnya dan ia tidak akan disiksa karena dosa keturunannya.

Pasalnya, setiap orang tidak menanggung dosa orang lain,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin. 

Imam Al-Ghazali berpijak pada Surat At-Thur ayat 21 di dalam membangun argumentasinya. Ia mengutip Surat At-Thur ayat 21.

Artinya: Orang-orang yang beriman, dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan keturunan mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat pada apa yang dikerjakannya,” (Surat At-Thur ayat 21).

Menurut Imam Al-Ghazali, Allah berdasarkan Surat At-Thur ayat 21 tidak akan mengurangi pahala kedua orang tua yang telah meninggal karena amal fasik dan dosa yang diperbuat anaknya yang masih hidup.

Sebaliknya, Allah menjadikan kehidupan anak mereka sebagai tambahan pahala bagi kedua orang tuanya.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler