jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam Dirga Sakti Rambe menilai, efektivitas vaksin untuk COVID-19 bakal tinggi.
Pasalnya, badan kesehatan dunia atau WHO menetapkan efektivitas vaksin COVID-19 minimal 50 persen.
BACA JUGA: Istri tak Kunjung Pulang, Suami Datangi Rumah Mertua, Gempar
Dirga mengatakan itu dalam Dialog Produktif bertema Vaksin Sebagai Perencanaan Preventif Kesehatan yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (23/11).
"Untuk vaksin COVID-19, WHO menetapkan efektivitas minimal mencapai 50 persen. Kami harapkan vaksin yang ada nanti efektivitasnya lebih tinggi dari angka yang ditetapkan WHO," kata Dirga.
BACA JUGA: Pria Beristri Ajak Janda Muda Mesum di Taman, Eh, Kamu Ketahuan...
Selain penetapan WHO, kata dia, izin pemberian vaksin agar siap edar sangat ketat.
Negara tidak mungkin memberikan izin edar ketika efektivitas vaksin rendah.
BACA JUGA: Vaksin jadi Cara Paling Efektif untuk Menurunkan Kesakitan, Kematian dan Kecacatan
“Kalau sudah ada izin (pemakaiannya), tidak usah ragu lagi. Apabila izinnya ada dan pemerintah meminta vaksinasi, segera dikerjakan bersama," kata Dirga.
"Sejauh ini dari hasil uji klinik terkait keamanan, tidak ada catatan efek samping yang serius mengenai keamanan vaksin."
Dia pun menerangkan, vaksin sangat dibutuhkan publik. Nantinya vaksin bisa melatih sistem kekebalan tubuh agar memproduksi antibodi.
"Keliru apabila ada anggapan vaksin itu tidak ada gunanya, karena vaksin sifatnya melatih sistem kekebalan tubuh agar mampu memproduksi antibodi."
"Satu lagi vaksin punya keunggulan yang tidak dimiliki upaya pencegahan yang lain, yaitu vaksin memberikan perlindungan yang sifatnya spesifik," katanya menambahkan.
“Sebagai dokter yang menangani pasien COVID-19 sejak Maret, saya melihat COVID-19 ini penyakit yang luar biasa sekali. Selain penyakit ini memang baru dengan penularan cepat sekali, memburuknya kondisi pasien pada beberapa kasus kadang juga cepat sekali. Jadi tidak benar apabila COVID-19 ini bisa diremehkan," tambah dr. Dirga.
Sementara itu, penyintas COVID-19 Twindy Rarasati mengatakan, vaksin sebagai alat intervensi kesehatan masyarakat di saat pandemi memang sangat dibutuhkan.
Gejala terinfeksi COVID-19 bisa sangat minim sehingga pasien tidak menyadari telah terinfeksi.
Hal itu, kata dia, yang mengakibatkan banyaknya pasien COVID-19 yang terlambat ditangani atau justru mendapat penanganan pada saat gejala dan kondisi memburuk.
“Ada banyak sekali gejala yang ditimbulkan dari COVID-19, oleh karena itu selalu aware dengan apa pun yang dirasakan oleh tubuh."
"Jangan sampai merasa sehat karena tidak demam. Padahal ada gejala terinfeksi COVID-19 di luar demam," ujar Twindy.
Terkait vaksin, ia mengingatkan publik untuk memercayai informasi dari ahli di bidang kesehatan.
Hal ini mencegah masyarakat terjebak kabar hoaks yang menyesatkan.
“Saya yakin untuk vaksin, semua aspek sudah dipertimbangkan. Namun bukan berarti dengan adanya vaksin, kita menggantungkan semuanya kepada vaksin. Tetap harus ada protokol kesehatan," tutup wanita bergelar dokter itu. (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan