Dokter Indonesia Tidak Kalah Hebat dengan Negara Lain, Ini Buktinya

Kamis, 16 Desember 2021 – 22:33 WIB
Ketua Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS (K), Ph.D. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals Prof. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS (K), Ph.D mengatakan Indonesia memiliki banyak dokter hebat.

Dia menyebutkan dunia kesehatan Indonesia pernah membukukan catatan gemilang dengan kesuksesan melakukan operasi batang otak pertama di Asia Tenggara (ASEAN). Hal ini karena tingkat risiko yang sangat tinggi bagi pasien.

BACA JUGA: DPD RI Ingatkan Perlunya Reformasi Birokrasi untuk Hadapi Era Disrupsi

"Tidak banyak dokter bedah saraf  yang berani melakukan operasi batang otak karena risikonya sangat tinggi, mengakibatkan kematian,” kata Ketua Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals Prof Eka dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/12).

Namun, dengan tekad kuat untuk membuktikan dokter Indonesia memiliki kualitas, kompetensi dan kemampuan yang tidak kalah hebat dengan bangsa lain, operasi itu sukses dan berhasil menyelamatkan pasien. 

BACA JUGA: Semoga Presiden Jokowi Dengar Permintaan DPD Soal Guru Honorer Usia Lebih 40 Tahun

"Hal ini juga menjadi bukti dokter Indonesia mampu dan akan selalu ada untuk melayani anak bangsa yang membutuhkan tindakan terkait otak serta bedah saraf," kata Prof Eka mengenang 25 tahun perjalanan Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals berkarya dan melayani Indonesia.

Operasi pertama batang otak itu dilakukan pada 2001 dan tercatat sebagai operasi batang otak pertama di Asia Tenggara. Hingga kini, Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals telah melakukan lebih dari 70 operasi batang otak dengan tingkat kesuksesan 100 persen.

BACA JUGA: Tanggapi Kasus Herry Wirawan, Ketua DPD Minta Masyarakat Jeli Lihat Ciri Pesantren

"Selama perjalanan panjang tersebut, tim yang beranggotakan 28 dokter spesialis bedah saraf dan tersebar di seluruh Indonesia telah melakukan lebih dari 20 ribu tindakan bedah saraf," tambah Prof Eka.  

Menurut dokter pertama yang mendapat rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) ini, awal perjalanan Tim Bedah Saraf dimulai pada 1996.

Waktu itu dirinya masih seorang diri sebagai spesialis bedah saraf di Siloam Hospitals Lippo Karawaci. Memulai melakukan operasi dengan alat yang sederhana. 

Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan masyarakat untuk tindakan bedah saraf, bergabunglah empat dokter spesialis bedah saraf lainnya yaitu Dr. dr. Yesaya Yunus, Sp.BS (K), Prof. Dr. dr. Julius July, Sp.BS (K), M.Kes., IFAANS, Dr. dr. Harsan, Sp.BS (K), M.Kes., dan Dr. dr. Lutfi Hendriansyah, Sp.BS (K).

Selanjutnya dengan bertambahnya Siloam Hospitals di berbagai kota, bertambah pula anggota tim bedah saraf hingga kini berjumlah 28 dokter spesialis.

Selain kesuksesan operasi batang otak pertama di ASEAN, sejumlah prestasi lainnya juga ditorehkan Tim Bedah Saraf Siloam Hospitals, antara lain yang tercatat oleh MURI yaitu pencapaian Dr. dr. Made Agus Mahendra Inggas, Sp.BS, FINPS.

Dia tercatat sebagai dokter bedah saraf pertama di Indonesia yang berhasil melakukan operasi Deep Brain Stimulation pada penyakit Tourrette Syndrome dan dokter bedah saraf pertama yang berhasil melakukan operasi Stereotactic Brain Lesioning Thalamotomy pada penyakit epilepsi. 

“Kita harus menjadi dokter bagi anak bangsa sendiri dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada dokter di Indonesia. Niscaya derajat dokter Indonesia akan dipandang sama dengan dokter lainnya di dunia,” pungkasnya.(esy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Friederich
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler