Dokter Liliana: Diskriminasi dan Kebencian Jadi Pembunuh Pengidap HIV-AIDS

Jumat, 03 Desember 2021 – 14:21 WIB
Ilustrasi - Cegah HIV/AIDS. (ANTARA)

jpnn.com, JAKARTA - Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang.

Kurangnya edukasi dan pemahaman tentang HIV membuat Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) seringkali mendapatkan perlakuan yang diskriminatif.

BACA JUGA: Sebanyak 13.150 Warga Sumut Menderita HIV/AIDS, Paling Banyak Pria

"Itulah yang membuat mereka takut untuk diperiksakan," kata dokter Liliana Handranatan dalam webinar edukasi HIV-AIDS "Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya", untuk memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember.

Dokter klinik Voluntary Counseling Testing (VICITY) khusus untuk HIV-AIDS ini menjelaskan diskriminasi dan kebencian dari masyarakat serta keluarga menjadi salah satu pemicu yang bisa membunuh seseorang dengan HIV-AIDS. Jadi bukan karena penyakitnya itu sendiri. 

BACA JUGA: Menyedihkan, Sejumlah Remaja Terinfeksi HIV AIDS Gegara Perilaku tak Terpuji

Ini pula kata dia yang menyebabkan penyebaran virus HIV akan terus meluas. HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. 

"Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit," jelas dokter Liliana Handranatan.

BACA JUGA: Kemnaker Bersama Anggota ASEAN Bahas Pencegahan HIV/AIDS di Tempat Kerja

Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS. Jadi, AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. 

Hal ini memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang jika tidak diobati, tergantung pada kondisi masing-masing individu.

Namun, tidak semua orang yang mengidap HIV akan berkembang menjadi AIDS.

"Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya," terang dokter yang bertugas di Siloam Hospitals Balikpapan itu.

Ditambahkannya, secara garis besar ada empat cara virus ini ditularkan. Yang pertama melalui transfusi darah.

Kedua lewat cairan pria atau cairan pre-ejakulasi. Yang ketiga lewat cairan organ kewanitaan, dan terakhir melalui Air Susu Ibu (ASI).

"Jadi penularannya tidak semudah yang kita kira," ucapnya.

HIV tidak ditularkan melalui air liur, bukan dari kontak makan, maka bagi pihak keluarga tidak perlu khawatir saat makan bersama dengan penderita AIDS.

Dikatakannya, gejala dari HIV yang pertama kali muncul adalah, demam, sakit kepala, diare, dan sariawan.

Biasanya, untuk orang dengan HIV positif menjadi AIDS itu butuh waktu yang lama dengan durasi lebih dari 10 tahun.

Namun, kalau sudah muncul AIDS maka gejala-gejala dari turunnya sistem kekebalan tubuh seperti infeksi-infeksi oportunistik akan bisa masuk ke dalam tubuh, jadi, bisa menyebabkan infeksi TBC. Kemudian penurunan berat badan yang signifikan, lalu bisa menyebabkan infeksi jamur dan lainnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler