jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan bersama anggota ASEAN mendukung pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.
Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker Haiyani Rumondang mengungkapkan pekerja atau buruh yang berperan besar dalam kegiatan produksi di tempat kerja justru merupakan komunitas yang rentan tertular HIV/AIDS.
BACA JUGA: Kemnaker Dorong Peningkatan Pekerja Perempuan di Masa Pandemi
"Karena itu, workshop kedua tentang pencegahan dan menghapus HIV AIDS di tempat kerja menjadi perhatian mengingat persoalan ini masih menjadi tantangan berat di negara-negara anggota ASEAN," kata Dirjen Haiyani usai memberikan paparan pada 2nd Workshop on the Development of Guideline on HIV-AIDS Counselling and Testing at Workplace di Jakarta, Rabu (24/11).
Menurutnya, untuk menjawab tantangan berat tersebut diperlukan perlindungan memadai melalui berbagai upaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara komprehensif dengan mengedepankan upaya pencegahan.
BACA JUGA: Kemnaker Pasang Kuda-Kuda, Unit Kerja Segera Pakai SAKTI
Dirjen Haiyani menilai sektor ketenagakerjaan memiliki peran strategis mendukung keberhasilan program pengendalian HIV/AIDS di kawasan ASEAN.
Untuk itu, melalui workshop kedua ini diharapkan dapat melahirkan sebuah pedoman konsultasi dan pengecekan tentang HIV/AIDS di tempat kerja yang dapat digunakan oleh seluruh negara anggota ASEAN.
BACA JUGA: Kemnaker Ingatkan Pentingnya K3 dalam Memacu Produktivitas
Salah satunya melalui perluasan layanan akses konseling dan tes HIV bagi pekerja dengan pelaksanaan konseling dan testing HIV/AIDS di tempat kerja atau VCT (Voluntary Counseling and Testing at workplace), serta penyusunan buku panduan di tingkat nasional maupun regional.
"VCT ini merupakan upaya komprehensif yang sangat penting dalam mendukung kebijakan pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja," katanya.
Workshop ini juga sebagai ajang bertukar informasi dan pengalaman antarnegara anggota ASEAN, termasuk perlindungan terhadap kesehatan pekerja agar menjaga dan meningkatkan produktivitas khususnya di usia produktif.
"Karena banyak yang terserang HIV/AIDS di usia produktif," bebernya.
Dirjen Haiyani menambahkan kegiatan tersebut merupakan rangkaian ASEAN OSHNET work plan 2021-2025 di bawah Ditjen Binwasnaker dan K3 dalam rangka mendukung Keketuaan Menteri Ketenagakerjaan RI selaku ALMM Chair 2020-2022.
Workshop dihadiri 10 negara ASEAN, yaitu Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia
Workshop kedua ini juga merupakan pembahasan lanjutan terhadap draft Guideline on HIV-AIDS Counselling and Testing at Workplace yang telah mendapatkan masukan dari negara Anggota ASEAN pada workshop pertama pada Juni 2021.
"Kami berharap para anggota ASEAN dapat saling berbagi wawasan dan pengalaman khususnya dalam penyempurnaan panduan peningkatan kapasitas penerapan program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di tempat kerja maupun pelaksanaan VCT at workplace dengan kekhususan karakteristik dari masing-masing Asean Member State (AMS)," ujar Dirjen Haiyani. (mrk/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi