Dokter Maytri: Kasus COVID-19 di Badui Masih Nol Persen

Rabu, 30 Juni 2021 – 21:11 WIB
Masyarakat Badui yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten. Foto: ANTARA/Masnyur S

jpnn.com, LEBAK - Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak dr Maytri Nurmaningsih mengatakan kasus COVID-19 di kawasan pemukiman masyarakat Badui hingga kini masih nihil atau nol persen dan tidak ditemukan warga yang positif.

Dia mengatakan meski Kabupaten Lebak, Banten, masuk zona merah penyebaran COVID-19, namun, tidak ditemukan kasusnya pada masyarakat Badui hingga kini.

BACA JUGA: Susi Pudjiastuti: di Tengah Kegalauan, Akhirnya Saya Harus Menghubungi Bapak Erick Thohir

"Kami mengetahuinya setelah dilakukan tes usap antigen kepada beberapa warga Badui belum lama ini," kata dr Maytri di Lebak, Rabu (30/6).

Dia mengatakan masyarakat Badui sangat disiplin untuk mematuhi imbauan tetua adat dengan tidak banyak kegiatan ke luar daerah.

BACA JUGA: Misnawi Mau Buang Air Kecil di Semak-semak, Mendadak Terdengar Suara, Geger

Selain itu juga, warga Badui tetap bekerja di ladang-ladang huma, sehingga tidak berhubungan kontak erat dengan orang luar.

Begitu juga kawasan pemukiman masyarakat Badui diperketat protokol kesehatan bagi wisatawan.

"Wisatawan harus memakai masker, tidak berkerumun dan tidak membuang sampah sembarangan," katanya.

"Kami minta kawasan Badui diperketat dan semua wisatawan harus dilakukan pemeriksaan suhu dan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah corona," katanya.

Menurut dia, petugas medis Puskesmas Cisimeut mengapresiasi tetua adat masyarakat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Jaro Saija.

Di mana Puskesmas Cisimeut membawahi pelayanan di enam desa, namun yang disiplin dan mematuhi program pemerintah untuk pelayanan vaksinasi publik bagi aparatur desa hanya Jaro Saija yang dilakukan vaksin.

Sedangkan, aparatur di lima desa lainnya hingga kini tidak ada yang divaksinasi.

"Kami sudah melaporkan ke Bapak Camat Leuwidamar agar mereka bisa dilakukan vaksinasi itu," katanya.

Sementara itu, Jaro Saija mengatakan jumlah warganya itu tercatat 11.800 jiwa tersebar di 68 kampung hingga kini tidak ditemukan penyebaran COVID-19.

Masyarakat suku Badui dengan merebaknya penularan virus corona dilarang ke luar daerah, seperti Jakarta, Tangerang, dan Bogor untuk mencegah pandemi COVID-19.

"Semua warga Badui sudah dilakukan pencegahan penularan virus corona dengan minum obat tradisional dari cikur dan jahe merah," katanya. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler