Dokter Muda Nyambi Bisnis, Pernah Rp 150 Juta per Bulan

Rabu, 01 Maret 2017 – 00:06 WIB
Imam Arief Winarta. Foto: Wiwin Kurniawan/Sumatera Ekspres

jpnn.com - jpnn.com - Dokter muda ini merintis bisnis sejak 2012. Omzet bisnisnya sempat drop dua tahun saat dia disibukkan sebagai koas.

Kini, bisnis paper casing (papcase) miliknya terus dikembangkan.

BACA JUGA: Kakek Karmidan Viral di FB, Dagangan jadi Laris Manis

Dia terpilih menjadi satu dari tujuh finalis Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2016 asal Sumsel, yang digelar Bank Mandiri Region II Sumatera 2.

WIWIN KURNIAWAN - Palembang

BACA JUGA: Alhamdulillah, Omzet Minimal Rp 75 Juta per Bulan

Darah pengusaha sama sekali tidak mengalir pada Imam Arief Winarta.

Ayahnya, Ir H Eddy Mus MT, seorang pegawai negeri sipil (PNS). Sementara ibunya, Hj Dara Tria, hanya ibu rumah tangga biasa.

BACA JUGA: Bisnis Bareng Pacar, Omzet Minimal Rp 50 Juta per Bulan

Bisnis yang dilakoninya, mengalir begitu saja saat ia masih semester III kuliah di Fakultas Kedokteran (FK) Unsri, 2012 silam.

Anak kedua dari tiga bersaudara itu mengaku awalnya halnya menjual stiker Kedokteran.

Keuntungan yang didapat dibelikannya printer. Bermodal printer itulah, dia mulai mencetak modul diklat bagi mahasiswa kedokteran.

Hasilnya terus bertambah, membuatnya ingin mencari uang lebih banyak.

Paper case (casing kertas) untuk handphone (hp), dijadikannya bidang untuk berbisnis lebih serius.

Meski berbagai produk casing Hp banyak bermunculan. Namun papcase dikeluarkannya ternyata berbeda. Belum dijual pihak manapun tahun 2012 itu.

Bentuknya sederhana. Imam membeli casing putih transparan, lalu mencetak berbagai gambar, ditempel di bagian dalam, agar terlihat di belakang Hp.

Desain gambarnya beragam. Dari artis lokal hingga Korea, animasi kartun dan banyak lainnya.

Termasuk mengatur orang-orang dekat konsumen (ortu, pacar, saudara), agar dapat mudah dilihat pemegang Hp.

“Sekarang, gadget itu sudah jadi gaya hidup. Ke mana-mana, sampai tidur pun bawa Hp. Jadi orang, butuh gambar yang mereka sukai,” jelas Imam saat ditemui di rumahnya Jl Macan Kumbang IV No 89, RT 39/11, Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan IB I, Sabtu (25/2) pagi.

Awalnya, ia sempat menggunakan bahan karton. Bahkan untuk memotong bahan, ia meminta bantuan sopir ayahnya.

Berbagai masukan serta komplain dari konsumen, membuatnya berbenah. Bahan kertas dirancang agar tidak mudah robek terkena air. Gambar artis diperbanyak, termasuk desain-desain terbaru.

Segmen Anak Baru Gede (ABG) wanita, jadi market utama. Terus munculnya jenis hp terbaru, membuatnya memesan casing transparan dalam jumlah besar ke Tiongkok langsung.

Saat order bertambah, ia secara perlahan merekrut pegawai. Khusus desain, printing, serta packing. Ada juga bagian promosi di media sosial (medsos).

Menggunakan Facebok (FB) serta Instagram Ads serta website, target ABG wanita sukses direngkuh. Pesanan dari seluruh nusantara, termasuk luar negeri seperti Malaysia, pernah dikirim.

“Anak kecil wanita asal Malaysia, pernah datang langsung ke rumah. Dia ngajak, kakek nenek dan orang tuanya kebetulan ada di Palembang, untuk cetak langsung papcase buatan saya,” kenangnya.

Melalui bazar besar di mal Jakarta, rutin dilakukan tiga bulan sekali, pendapatannya berkembang pesat. Pernah tembus hingga Rp 150 juta per bulan.

Namun, dua tahun terakhir (2015-2016), saat ia harus menjadi koas, omzetnya turun drastis. Padatnya jadwal, membuatnya tidak lagi sempat ikutan bazar.

Dia jadi tidak aktif berpromosi atau mencari desain baru. Padahal, promosi serta inovasi, sangat dibutuhkan dalam bisnis ini. Saat itu, Imam mengaku sempat frustasi.

Ia sempat berniat berhenti mengikuti koas, karena sudah merasakan banyaknya uang mengalir. Saat usahanya turun, ia baru menyadari seputar pengolahan keuangan.

Saat usahanya maju, Imam mengaku sempat membeli mobil. Belakangan disadarinya, itu belum terlalu dibutuhkan.

Padahal uang itu jika disimpan atau diinvestasikan pada hal lain tentunya sangat berguna. Berkat saran dari orang tuanya, ia mampu bertahan. Saat ini, ia tinggal menunggu Ujian Nasional (UN), untuk mendapat gelar dokter.

“Pernah, tabungan saya habis karena tidak banyak uang masuk dan terus gaji pegawai,” ucapnya sembari tersenyum.

Tiga bulan terakhir, pria kelahiran Palembang, 13 April 1993 ini kembali membuat gebrakan.

Dengan membuat papcase berbahan plastik. Bahan ini lebih unggul, karena tidak cepat robek terkena air.

Inovasi baru terus ia cari, setelah banyaknya pihak memproduksi casing serupa. Namanya pun papcase, seperti miliknya.

Ia pernah juga membuat casing berbahan kain jumputan. Jumlahnya terbatas, membuat barang tersebut habis terjual.

Desain lokal, khususnya Palembang cukup banyak dibuat. Seperti jembatan Ampera, atau pempek.

Itu agar konsumen tahu, jika produk dibuat berasal dari dalam negeri. Total, terdapat ribuan desain dimilikinya sekarang.

Saat ini, sebuah kantor tengah dibuat di belakang rumahnya. Berukuran 4x10 meter persegi, seluruh aktivitas pegawai, akan dipindahkan ke sana. Empat tahun terakhir, para pegawainya, menggunakan ruang tamu di lantai dua.

Di kantor baru miliknya, ia akan membuat gallery kecil, agar pengunjung dari berbagai daerah yang datang mendadak, bisa melihat secara bebas.

Imam menargetkan, produk miliknya bisa beredar ke ke luar negeri. Minimal, Asia Tenggara.

“Kalau sudah jadi dokter, niat saya tetap bisnis kedokteran. Saya juga punya niat bangun rumah sakit, untuk membantu disabilitas (cacat fisik),” imbuhnya. (*/air/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Jualan Pulsa, Kini Berencana Umrahkan 1.000 Marbot


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler