Dokter Reisa Broto Berbagi Tips Menangkal Gelombang Ketiga COVID-19

Jumat, 12 November 2021 – 12:03 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro . Foto: Humas BNPB

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro berbagi tips menangkal terjadinya gelombang ketiga COVID-19.

Menurtnya, cara paling ampuh masyarakat saling mengingatkan satu dengan yang lain.

BACA JUGA: Habib Rizieq Serukan Boikot Irjen Fadil dan Letjen Dudung, Bang Edi Bilang Begini

Paling tidak, saling mengingatkan untuk secara ketat menjalankan protokol kesehatan.

"Sikap untuk tidak lengah, tetap mengantisipasi ancaman gelombang ketiga dengan tetap berdisiplin prokes sambil menyadarkan diri dan banyak orang lain," ujar Reisa seperti dikutip dalam dialog virtual KPCPEN yang ditayangkan di akun YouTube FMB9ID IKP, Jumat (12/11).

BACA JUGA: Brigjen Rusdi Sampaikan Soal Pola Baru Operasi Nemangkawi 2022, Begini

Menurut dr Reisa, disiplin dan terus mematuhi protokol kesehatan dapat mencegah terjadinya gelombang ketiga COVID-19.

Seperti, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.

BACA JUGA: Janji Jenderal Andika Pada Prajurit yang Ditembak KKB di Papua, Begini

"Banyak dampak positif dari disiplin protokol kesehatan. Menurut Satgas Penanganan COVID-19 lebih dari 90 persen orang Indonesia masih taat bermasker," ucapnya.

Dia mengatakan memakai masker dan menjaga jarak telah diteliti oleh ilmuwan Center for Disease Control and Prevation (CDC) di Atlanta Amerika pada September 2020.

Hasil penelitian menyebut penggunaan masker dan menjaga jarak dapat menurunkan kejadian influencer musiman di Amerika Serikat, Chili, Australia dan Afrika Selatan.

Menurut Reisa, kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan sabun di air yang mengalir minimal selama 20 detik juga membantu mengurangi masuknya kuman di dalam tubuh manusia.

"Meski belum ada penelitian yang menyuruh atau komprehensif inisiatif jaga jarak diyakini juga membuat terhindar dari berbagai penyakit menular lain, seperti batuk, pilek, bahkan tuberkulosis atau TBC," katanya.

Dia mengatakan dampak kuantitatif menjauhi kerumunan, tingkat stres seseorang dapat berkurang dan kesehatan mental atau kesehatan jiwa akan lebih baik dari kondisi yang tenang dan tidak berdesakan dengan banyak orang .

Ketika seseorang lebih banyak di rumah, kata dr Reisa, akan memiliki banyak waktu untuk mendekatkan diri kepada keluarga, bahkan banyak orang tua yang belajar menjadi guru yang baik bagi anak mereka.

"Kami paham banyak orang tua yang harus bekerja keras untuk mengimbangi beban kerja dari rumah dengan memberikan bimbingan belajar kepada putra-putrinya."

"Semua dilakukan untuk memastikan keluarga dan lingkungan rumah aman dari COVID-19," tutur dia.

Selain protokol kesehatan, katanya, dengan adanya pemindai kode batang aplikasi PeduliLindungi di tempat-tempat umum juga akan mendorong cakupan vaksinasi, sehingga dapat membentuk ketahanan kelompok dari pandemi COVID-19.

"Pemindaian barcode PeduliLindungi menjadi alat pemeriksa keamanan diri dan lingkungan dari risiko COVID-19 dan menyukseskan vaksinasi semua golongan terutama kepada lansia dan ibu hamil," tutur dr Reisa.(Antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler