Dokter Reisa Sebut Pasien Covid-19 Dengan Gejala Berat Bisa Sembuh

Senin, 28 September 2020 – 20:20 WIB
Dokter Reisa Broto Asmoro. Foto: Humas BNPB/Dume Harjuti Sinaga

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengungkapkan bahwa pasien Covid-19 dengan gejala berat bisa sembuh.

Menurut Reisa, perlu penanganan yang tepat agar pasien Covid-19 dengan gejala berat bisa sembuh.

BACA JUGA: Kabar Menyenangkan dari Dokter Reisa: Terapi Nakes Efektif

"Minimal tiga hari tidak lagi demam dan tidak ada gangguan pernapasan. Untuk kasus pasien dengan gejala berat, bisa saja pasien dipindah ke ruang non-isolasi sebelum dipulangkan atau rawat inap biasa," kata dia dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (28/9).

Sedangkan pasien dengan gejala ringan dan sedang, harus diobservasi terlebih dahulu dan sudah tidak lagi menunjukkan gejala seperti demam dan gangguan pernapasan.

BACA JUGA: Simak, Ini Peringatan Dokter Reisa soal Penanganan Korban Kekerasan Berbasis Gender

"Apabila setelah menjalani perawatan di fasilitas kesehatan, tetapi belum mencapai 14 hari, maka tetap harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Dengan syarat tetap membatasi aktivitas dan kontak dengan orang lain," tutur Reisa.

Khusus pasien asimtomatik atau orang tanpa gejala (OTG), baru bisa dinyatakan selesai isolasi mandirinya selama 10-14 hari sejak terkonfirmasi positif.

BACA JUGA: Jokowi Ingin 2 Pekan Ini Sudah Ada Lokasi Vaksinasi Covid-19 Massal

Isolasi mandiri itu pun harus diterapkan dengan disiplin dan tidak boleh lengah.

Dia pun membagikan tujuh tips kepada pasien Covid-19 tanpa gejala.

Pertama, selalu pakai masker selama menjalani isolasi. Cuci sendiri masker kain yang dipakai, apabila menggunakan makssr sekali pakai, langsung bungkus dan buang ke tempat sampah setelah dipakai.

Kedua, jika ada gejala sakit seperti demam, batuk dan bersin, tetap di tempat isolasi dan tidak bepergian keluar rumah atau tidak meninggalkan tempat isolasi sampai masa isolasi selesai dijalani.

Ketiga, manfaatkan fasilitas telemedis atau konsultasi online dengan pakar kesehatan.

"Beritahu petugas medis tentang keluhan, gejala, serta riwayat bepergian dan apabila ada kontak dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19," kata Reisa.

Keempat, selama di rumah atau tempat isolasi, kamar harus terpisah dari anggota keluarga lainnya.

Selalu jaga jarak 1-2 meter. Tidak berbagi peralatan makan, mandi dan tempat tidur yang sama dengan anggota keluarga yang lain.

"Ingat cuci sendiri tempat makannya," saran Reisa.

Kelima, cek kondisi tubuh dengan mengukur suhu, denyut nadi dan tekanan darah.

Atur jam keluar ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap paginya selama 15-30 menit.

Keenam, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, konsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga yang rutin dan teratur, tenangkan pikiran dan tenangkan jiwa.

"Terapkan etika batuk dan bersin dan baik, yakni dengan menutup hidung dan mulut menggunakan siku lengan bagian dalam," ujar Reisa.

Ketujuh, jaga kebersihan dan kesehatan di rumah.

Bersihkan seluruh permukaan dengan cairan disinfektan yang tepat sesuai peruntukannya.

"Jika isolasi mandiri tidak dapat dilakukan di rumah, pemerintah menyediakan fasilitas isolasi. Hubungi dinas kesehatan atau satgas setempat, apabila merasa membutuhkan," kata Reisa.

Karena itu, ia meminta masyarakat meyakini bahwa pasien Covid-19 bisa sembuh kembali.

Namun, tetaplah waspada selama pandemi masih ada, jangan sepelekan penyakit ini.

"Karena mencegah jauh lebih baik, lebih murah dan lebih nyaman. Daripada mengobati. Ingat 3M itulah pencegahan yang terbaik, kompak yuk! Solid bersatu melawan Covid-19, sukseskan 3M, hentikan penularan Covid-19," tutup Reisa. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler