Dokter Spesialis Bantah Anggapan Keliru Vaksin Moderna dan Autoimun

Senin, 30 Agustus 2021 – 12:04 WIB
Ilustrasi - Tim Satgas Covid-19 DKI Jakarta menempelkan stiker di rumah yang penguninya sudah divaksinasi di kawasan RW 05 Sunter Agung, Jakarta Utara, Jumat (13/8/2021). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam Aru Wisaksono Sudoyo menyebut keliru anggapan yang menyebut hanya vaksin COVID-19 merek Moderna yang aman untuk orang dengan autoimun.

Aru Wicaksono merupakan dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi dan onkologi medik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

BACA JUGA: Banyak yang Sudah Vaksin, Tetap Harus Dobel Masker, ini Alasannya

"Tidak benar hanya Moderna yang bisa untuk autoimun," ujar dokter Aru dalam sebuah virtual media briefing mengenai kanker paru, belum lama ini.

Aru yang menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) itu menyatakan semua vaksin COVID-19 bisa diberikan pada mereka yang mengalami autoimun.

BACA JUGA: Jusuf Kalla Mengingatkan Pemerintah, Tegas!

Namun, tergantung pada sejumlah hal, seperti status penyakitnya apakah terkontrol atau tidak, pengobatannya dan kajian dari dokter masing-masing.

Penyakit autoimun merupakan suatu kondisi saat sistem kekebalan menyerang organ-organ tubuh sendiri.

BACA JUGA: Sepakat dengan Moeldoko, Prof Romli Khawatir Presiden Dimakzulkan

Sistem kekebalan tubuh biasanya dapat membedakan antara sel asing dan sel sendiri.

Namun, pada mereka dengan autoimun sistem kekebalan salah mengira bagian tubuh, lalu melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel sehat.

Saat ini diperkirakan ada lebih dari 80 jenis penyakit yang digolongkan dengan penyakit autoimun.

Beberapa di antaranya lupus, multiple sclerosis, penyakit Graves dan tiroiditis Hashimoto.

Aru juga menyarankan pasien kanker mendapatkan vaksin COVID-19.

Menurut dia, pengecualian diberikan pada pasien yang sedang mengalami penurunan kekebalan akibat kemoterapinya.

"Dokter onkologi yang bisa menyatakan dia bisa atau tidak (divaksin). Lebih baik siap untuk meng-handle efek samping dari vaksin, kadang-kadang hanya dengan istirahat atau diberi obat daripada kalau kena COVID-19," ucapnya.

Hal senada dikemukakan dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi-onkologi medik di RSCM dr Ikhwan Rinaldi.

Dia menyatakan dokter nantinya yang memberikan rekomendasi pada pasien terkait bisa tidaknya disuntik vaksin COVID-19.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler