jpnn.com - BEKASI - Sebuah tragedi mengenaskan terjadi di Klinik Sapta Mitra Bekasi Timur, Jalan Raya Pondok Timur, Ruko Gading Mas, Nomor 8F-8G, Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, kemarin (11/2). Sembilan orang diduga keracunan gas yang keluar dari genset. Sayang, lima di antaranya tak berhasil diselamatkan.
Kelima korban yang meninggal adalah Ani Dwi Pastiwi, 23; M Zamroni, 19; Friska Pangihutan Gultom, 26; Desi Purwono, 21, dan Slamet Afriana, 21.
BACA JUGA: Delapan Gardu Masih Padam
Satu di antara korban yang tewas tersebut adalah seorang dokter jaga. Dia adalah dr Friska Pangihutan Gultom.
Sedangkan empat orang lagi masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Bekasi Timur.
BACA JUGA: Pegawai Dipecati, Bos-bosnya Plesiran ke Bali
Empat orang yang dirawat itu masing-masing bernama Santi Siwi, 20; Siti Nurjanah, 21; Hendra Rukwanto, 13 dan Ifa Riana Dewi, 20.
Korban diduga tak kuat tersengat bau gas beracun yang dikeluarkan sebuah genset bermerk Yamasuka tipe YSK-9000NDD. Pasalnya, mereka sedang tertidur pulas saat mesin genset dinyalakan.
BACA JUGA: Bakso Boraks Masih Marak
Awal kejadian klinik lebih dulu mengalami mati listrik. Karena gelap dan gerah tidak ada AC, akhirnya pekerja menghidupkan genset untuk menyalakan listrik.
Klinik tersebut memang buka 24 jam. Nah dr Friska adalah dokter yang mendapat giliran jaga di klinik tersebut. Tapi karena tidak ada pasien, maka dokter dan pekerja di klinik itu tidur di ruangan masing-masing.
Sayangnya, mesin genset klinik ditaruh di dalam ruangan sehingga asapnya pembuangannya menyebar ke ruangan klinik. Akibatnya, seluruh karyawan yang tertidur di klinik tersebut menghisap racun yang keluar dari gas pembuangan genset.
Salah seorang karyawan klinik, Sumaryanto, 19, mengatakan, kejadian keracunan itu disebabkan gas yang dibuang mesin genset. Saat kejadian, seluruh karyawan sedang tertidur pulas, sedang mesin genset menyala. "Mesin itu dihidupkan karena memang untuk sumber penerangan klinik. Karena sebelumnya listrik padam," imbuhnya.
Sumaryanto menjelaskan, dirinya baru mengetahui setelah curiga atas kondisi klinik. Ketika itu, pintu tidak juga dibuka. "Saat saya datang sekitar pukul 07.00, ada pasien yang antre mau periksa kesehatan. Tapi saya ketok-ketok, pintu nggak dibuka. Saya kirim pesan BBM (blackberry messager) kawan bernama Nur, yang tidur di klinik, nggak dibalas juga," katanya.
Saat pintu dibuka paksa, Sumaryono terkejut karyawan dan dokter sudah tidak bernyawa. Melihat kejadian itu, dia pun langsung bergegas untuk mencari tahu penyebabnya. "Saya ikut membantu mengevakuasi korban ke lantai satu," ujarnya. (dny/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Permainan di Balik Busway Karatan
Redaktur : Tim Redaksi