Doktor dari Harvard Ini Yakini Pancasila Mencerminkan Nilai-nilai Islam

Selasa, 12 April 2022 – 12:07 WIB
Cendekiawan Muslim Dr Sukidi (kiri) saat mengisi serial Inspirasi Ramadan bertajuk "Menjadi Muslim Di Tengah Arus Disrupsi" di akun Youtube BKN PDI Perjuangan. (ANTARA/HO-PDIP)

jpnn.com, JAKARTA - Cendekiawan Muslim Dr Sukidi meyakini setiap sila Pancasila sudah mewakili ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin. Dia memandang filosofi negara itu mencerminkan nilai-nilai ketauhidan.

"Kita bisa lihat, dari sila pertama yang berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa, itu sudah jelas menggambarkan nilai ketauhidan dari agama Islam itu sendiri, pun sebagaimana sila-sila yang lainnya," kata Sukidi saat mengisi serial Inspirasi Ramadan bertajuk "Menjadi Muslim di Tengah Arus Disrupsi", yang disiarkan di akun Youtube BKN PDI Perjuangan, Selasa (12/4).

BACA JUGA: 5 Bintang Muslim Terbaik di Liga Champions 2021/22, Ada yang Bikin Hattrick saat Ramadan

Doktor Kajian Islam dari Harvard University Amerika Serikat itu mengatakan umat muslim di Indonesia, sebagai penganut agama mayoritas, harus dapat merangkul dan mengayomi sesama, sehingga tercipta kerukunan dan keharmonisan dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Menurut dia, masyarakat harus mengingat kembali lagi kepada Pancasila ketika muncul konflik antaranak bangsa.

BACA JUGA: Hasil Hortikultura Garut Siap Pasok Kebutuhan di Ibu Kota Selama Ramadan dan Lebaran

Jangan sampai bangsa Indonesia terpecah belah hanya karena perbedaan ideologi, karena Islam dan Pancasila memiliki keterikatan dan kesalingan di tengah kebinekaan masyarakat.

"Islam punya kecenderungan menjadi agama yang toleran, spirit tenggang rasa kepada sesama untuk menjadi umat yang baik, warga negara yang baik. Jangan sampai kita beragama malah menjadikan kita umat yang intoleran, umat yang tidak mau pada hal-hal yang bersifat kemajuan," katanya.

BACA JUGA: Geledah Kamar WBP saat Ramadan, Petugas Temukan Barang Terlarang Ini, Alamak

Dia mendorong muslim harus inklusif dan membuka diri terhadap modernisme zaman, sehingga tidak antiperubahan. Sebab, Sukidi meyakini perubahan itu suatu keniscayaan.

"Umat muslim Indonesia jangan tertutup, jangan antipati terhadap perubahan, apalagi perkembangan ilmu pengetahuan. Kita harus menjadi muslim yang baik di tengah kemajuan teknologi, apalagi di era disrupsi di tengah pandemi ini, kita harus think global but act local," jelasnya.

Dia menambahkan kemajuan suatu bangsa dapat ditopang dari agama dan tradisi masyarakatnya. Oleh karena itu, sebagai bangsa dengan keragaman suku, agama, ras, dan adat, umat Islam Indonesia harus mengembangkan toleransi kepada siapa pun.

"Sejak dulu, Bung Karno, founding father kita ini, selalu mendepankan bahwa agama Islam adalah agama yang rasional, agama yang mengedepankan akal sehat. Dengan demikian, ketika kita menghadapi pandemi seperti ini, kita tidak boleh antiterhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kami harus siap di era disrupsi seperti ini agar kami bisa berkolaborasi, bahu membahu, bekerja sama untuk kemajuan bangsa, untuk kemajuan umat," ujarnya. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perintahkan Anggota Polisi Kawal Demo dengan Humanis, Kapolri: Jaga Kesucian Ramadan


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Ramadan   Pancasila   Islam   Muslim  

Terpopuler