Dokumenter Pelecehan Seksual Michael Jackson Sukses Bikin Kritikus Jijik

Minggu, 27 Januari 2019 – 12:24 WIB
Michael Jackson. Foto: Billboard

jpnn.com, JAKARTA - Para penonton standing ovation setelah menonton Leaving Neverland selama empat jam di Sundance Film Festival, Utah, Amerika Serikat, Jumat (25/1) waktu setempat. Bersamaan, di luar teater sekelompok fans Michael Jackson berkumpul. Mereka protes.

Leaving Neverland memang bukan film biasa. Film dokumenter arahan Dan Reed itu menampilkan tuduhan kekerasan seksual masa kecil James Safechuck dan Wade Robson terhadap King of Pop.

BACA JUGA: Kenapa Biarawati Korban Pelecehan di India Memilih Bungkam?

Judul Leaving Neverland tersebut diambil dari nama Neverland Ranch di Santa Barbara County, California. Di tempat itulah Jackson tinggal selama 1988-2003.

Robson kali pertama dikenal publik pada usia 5 tahun ketika Jackson mengundangnya ke atas panggung saat konser tur Bad. Sosoknya semakin fenomenal ketika menjadi koreografer Britney Spears dan NSYNC.

BACA JUGA: Astaga, Ibu Guru Cantik Cekoki Mantan Siswa dengan Foto Syur

Robson mengajukan tuduhan kepada Jackson pada 2013, empat tahun setelah Jackson meninggal. Sepuluh tahun sebelumnya Robson pernah bersaksi di pengadilan bahwa dirinya tidak pernah mengalami kekerasan oleh Jackson.

Sementara itu, Safechuck dikenal setelah dirinya membintangi iklan Pepsi 1986 bersama Jackson. Sejak itulah kasus pelecehan seksual dialaminya. Dalam film tersebut, Safechuck dan Robson menceritakan secara detail bagaimana Jackson meminta mereka melakukan aktivitas seksual.

BACA JUGA: Mengaku Gadis, Pria Biadab Lecehkan 300 Anak Laki-Laki

Kritikus film yang menghadiri skrining itu membagikan reaksi pertamanya melalui Twitter. Salah satunya, Patrick Ryan, reporter USA Today.

Dia menceritakan bahwa dalam film tersebut Jackson memberikan perhiasan kepada kedua korban. Itulah ''hadiah'' dari perilaku seksual yang dilakukan kepadanya. Serta membuat sebuah pernikahan tiruan lengkap dengan sumpah dan cincin berlian.

''Banyak persamaan dalam kisah para korban: MJ merawat mereka untuk membenci orang tua dan perempuan secara umum, menyatakan bahwa Tuhan menyatukan mereka, akhirnya 'mengusir mereka' untuk anak laki-laki yang lebih muda,'' sebut Ryan dalam sebuah cuitan.

Ryan juga mengungkapkan bahwa Safechuck dan Robson datang secara langsung setelah skrining. Sebelumnya, keduanya hanya bertemu secara singkat saat kecil.

''Ini terjadi setelah sekian lama. Terhubung dengan seseorang yang telah melalui hal tersebut (juga), itu luar biasa,'' kata Safechuck sebagaimana ditulis Ryan di Twitter-nya.

Setelah kematian Jackson pada 2009 lalu, Safechuck dan Robson masing-masing telah menikah dan punya anak. Meski begitu, mereka mengaku sering tidak bisa tidur dan mengidap berbagai gejala post-traumatic stress disorder (PTSD).

Beberapa kritikus menjelaskan bahwa konten film tersebut cukup mengganggu. ''Ini sedang jeda dari empat jam dokumenter Michael Jackson dan aku sudah butuh 400 kali mandi untuk merasa bersih lagi,'' cuit David Ehrlich, kritikus senior di IndieWire.

Kritikus Variety Matt Donnelly melaporkan bahwa ada tenaga kesehatan profesional yang ditempatkan di dalam bioskop. Mereka sigap membantu penonton yang terganggu dengan konten film itu.

Perwakilan Jackson telah mengeluarkan pernyataan yang membantah tuduhan dalam film tersebut. Mereka menyebut film itu mengerikan dan berupaya mengeksploitasi Jackson.

''Safechuck dan Robson yang disebut sebagai 'guru penipuan' mengajukan tuntutan hukum terhadap Michael's Estate, meminta jutaan dolar. Dua tuntutan hukum tersebut dibatalkan,'' katanya.

Meski menuai kontroversi, Leaving Neverland akan tetap tayang di HBO dan Channel 4 di Inggris. (etonline/eveningstandard/thedailybeast/adn/c22/nda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baiq Nuril Mau Perjuangkan Perempuan agar Tak Dilecehkan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler