jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dia bertanggung jawab atas keputusan Perdana Menteri Boris Johnson untuk melarang operasi Huawei dalam jaringan 5G di Inggris mulai akhir 2027.
Kemarin, Selasa (14/7), PM Johnson memerintahkan peralatan Huawei untuk sepenuhnya disingkirkan dari jaringan 5G Inggris pada akhir tahun 2027.
BACA JUGA: Heboh! Donald Trump Akhirnya Pakai Masker
Langkah itu berisiko memicu kemarahan Tiongkok dengan menunjukkan bahwa perusahaan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia itu tidak diterima di Barat.
"Kami meyakinkan banyak negara, banyak negara -- saya melakukan ini sendiri sebagian besar -- untuk tidak menggunakan Huawei, karena kami pikir itu berisiko bagi keamanan karena tidak aman, itu memiliki risiko keamanan besar," kata Trump, sebelum merujuk pada larangan Inggris.
BACA JUGA: Heboh, Donald Trump Dikabarkan Sewa Joki Agar Lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi
Sebelumnya, Perdana Menteri Boris Johnson pada Selasa menetapkan akan melarang operasi Huawei untuk jaringan 5G di Inggris -- hal yang membuat marah Tiongkok tetapi menyenangkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Larangan untuk Huawei itu dilakukan pemerintah Inggris dengan menyampaikan bahwa perusahaan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia itu tidak lagi diterima di Barat.
BACA JUGA: Tak Mau Dijebak Politik AS, Kim Jong-Un Ogah Bertemu Trump
Keputusan itu dibuat saat London kecewa dengan tindakan keras Tiongkok di Hong Kong dan adanya persepsi bahwa Tiongkok tidak mengatakan seluruh kebenaran tentang wabah virus corona.
Sekarang, ketika Inggris bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa, Johnson akan mengambil risiko kemarahan dari Tiongkok dengan memerintahkan penyingkiran peralatan Huawei yang menurut Amerika Serikat dapat digunakan untuk memata-matai negara Barat.
Dewan Keamanan Nasional Inggris (NSC), yang diketuai oleh PM Johnson, bertemu pada Selasa pagi untuk membahas tentang Huawei. Sekretaris urusan Media Oliver Dowden kemudian akan mengumumkan keputusan kepada Dewan Perwakilan Inggris.
Alasan langsung untuk pergantian kebijakan terhadap Huawei itu adalah dampak sanksi baru AS terhadap teknologi chip, yang menurut London mempengaruhi kemampuan Huawei untuk tetap menjadi pemasok yang dapat diandalkan.
"Jelas konteksnya telah sedikit berubah dengan beberapa sanksi yang telah diberikan AS," kata Sekretaris Lingkungan Hidup George Eustice kepada Sky News ketika ditanya tentang Huawei.
Sebagai negara dengan kekuatan intelijen paling kuat di Barat setelah Amerika Serikat, Inggris diawasi oleh para sekutunya dalam membuat keputusan tentang Huawei.
Amerika Serikat telah mendorong PM Johnson membalikkan keputusan yang dibuat pada Januari untuk memberi Huawei peran terbatas dalam pengelolaan jaringan 5G.
Trump telah berulang kali meminta London untuk melarang operasi Huawei yang oleh Washington disebut sebagai agen negara Komunis Tiongkok - sebuah argumen yang mendapat dukungan dari Partai Konservatif pendukung Johnson.
Pihak Huawei membantah bahwa perusahaan itu adalah mata-mata untuk Tiongkok dan mengatakan Amerika Serikat ingin menggagalkan pertumbuhannya karena tidak ada perusahaan AS yang dapat menawarkan jangkauan teknologi yang sama dengan harga yang kompetitif.
Tiongkok mengatakan pelarangan terhadap salah satu perusahaan teknologi global andalannya itu akan memiliki konsekuensi yang luas.
Duta Besar Tiongkok untuk Inggris mengatakan pembalikan arah kebijakan terhadap Huawei akan merusak citra Inggris yang harus menanggung konsekuensi jika memperlakukan Tiongkok sebagai musuh. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil