jpnn.com, BATAM - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok tidak selamanya berdampak negatif.
Bagi sebagian kalangan, perang dagang kedua negara ini justru disyukuri oleh pelaku kawasan industri di Batam, Kepulauan Riau.
BACA JUGA: Donald Trump Haramkan Produk Huawei Masuk AS
General Manager Batamindo Investment Cakrawala, Mook Soi Wah merasa beruntung sekali dengan adanya konflik ekonomi berskala internasional ini.
Baca: Sartika Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Kekasih Tewas Dihabisi Suaminya
BACA JUGA: Asap dari Cerobong Pabrik Ini Dikeluhkan Lantaran Bikin Mual dan Pusing
Mook mengatakan jika investor berbondong-bondong datang dari Tiongkok ke Batam, maka dia tak segan untuk merobohkan dormitori lama di Batamindo.
"Lahan masih banyak. Dormitori lama saya bongkar untuk bangun pabrik, masih dapat 100 hektar lagi," katanya Kamis (16/5).
BACA JUGA: Heboh Penemuan Mayat Bayi Kembar, Satu di Dalam Ember, Satunya Lagi di Kamar Kos
Dengan 100 hektar lahan, dia mengkalkulasikan bahwa masih bisa membangun 250 pabrik lagi. "Ini tergantung juga dari investor yang masuk ada atau tidak. Karena masih bisa bangun 250 pabrik lagi," ucapnya.
Geliat perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memang menjadi peluang besar bagi Batam dalam meraup investasi. Batamindo sudah mendapat empat tenant baru, yakni Maruho dari Jepang, Samyuung dari Korea, Simatelex dari Hongkong dan Pegatron dari Taiwan.
"Maruho tadi sudah grand opening. Mereka itu tidak perlu banyak pekerja karena banyak pakai mesin automatis. Perusahaan itu produksi komponen eletronik. Pekerjanya sekitar 20-an saja. Kalau Pegatron dan Simatelex itu butuh banyak nanti," ungkapnya.
Sejak masuknya Pegatron, sinyal perbaikan investasi di Batam diperkirakan akan semakin bagus di tengah berlangsungnya perang dagang antara Amerika dan Tiongkok ini.
Baca: Pemindahan Ibu Kota Indonesia Mengerucut ke Dua Provinsi
Meskipun sedang memasuki masa transisi peralihan pimpinan, Badan Pengusahaan (BP) Batam tetap akan menjalankan program untuk mengawal investasi.
"Rencana investasi 2019 itu terdiri mengawal pelaksanaan komitmen rencana 20 bisnis penanam modal asing (PMA) dan PMDN yang sudah mendapatkan alokasi lahan," kata Kasubdit Humas BP Batam, Muhammad Taofan.
Begitu juga dengan mengawal rencana Pegatron yang merupakan perusahaan elektronik Taiwan kedua terbesar setelah Foxcoon yang akan segera beroperasi di Batamindo pertengahan tahun ini.
"Lalu rencana ekspansi produksi di Sat Nusapersada, dimana produksi HP Xiaomi naik dari 1 juta unit per bulan menjadi 2 juta dan pembangunan proyek proverty Nuvasa Bay seluas 230 hektar," ungkapnya.
Kemudian pengembangan Bandara Hang Nadim dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).Nilai investasinya Rp 4 triliun. Pengembangan Water Treatment Plant (WTP) Tembesi dengan skema KPBU dan nilai investasinya Rp 300 miliar.
Selanjutnya adalah pengembangan Kawasan Wisata Tembesi yang meliputi pembangunan resort, villa dan theme park seluas 90 hektar. Investornya adalah gabungan perusahan lokal dan Tiongkok. Nilai investasinya 1 miliar dolar Amerika untuk delapan tahun.
"Dan pengembangan kawasan wisata Pulau Tonton yang terdiri dari resort, apartemen, theme park seluas 28 hektar. Investor lokal dan dari Korea dengan nilai investasi Rp 4 triliun untuk lima tahun," ucapnya lagi.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkas Kasus Caleg Gerindra Tersangka Politik Uang Dilimpahkan ke Kejaksaan
Redaktur & Reporter : Budi