jpnn.com - WASHINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengklaim telah terjadi kecurangan pada pemilu presiden (pilpres) AS).
Menurut taipan 70 tahun itu, jutaan orang telah memberikan suaranya secara ilegal. Trump bilang, dia yang memenangi popular vote. Bukan saingannya dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
BACA JUGA: Ketika Trump Tower Berganti Menjadi Dump Tower
”Selain menang telak electoral college, saya juga menang popular vote jika kalian mengurangi jutaan orang yang memberikan suara secara ilegal (untuk Hillary Clinton-red),” cuit Trump di akun Twitter-nya Minggu (27/11). Suami Melania tersebut tidak memberikan bukti-bukti atas tuduhannya.
Karena penghitungan masih berlangsung, diperkirakan suara popular vote untuk istri mantan Presiden Bill Clinton tersebut bakal terus bertambah hingga mencapai 2,5 juta orang jika dibandingkan dengan suara dukungan secara nasional untuk Trump. Hal itu disebabkan negara-negara bagian dengan populasi besar seperti California masih melakukan penghitungan suara.
BACA JUGA: Skandal Presiden Seret Sutradara Kondang
”Jauh lebih mudah bagi saya memenangkan yang disebut popular vote itu dibandingkan electoral collage dengan cara saya cukup kampanye di tiga atau empat negara bagian daripada (kampanye) ke 15 negara bagian yang telah saya datangi,” tambah Trump dalam cuitannya.
Namun, menurut dia, jika hal tersebut dilakukan, dirinya sama saja dengan melupakan negara-negara bagian yang kecil-kecil.
BACA JUGA: Lautan Manusia Tuntut Presiden Mundur, Lihat..
Electoral college berisi 540 perwakilan dari seluruh negara bagian di AS. Proporsi tiap negara bagian berbeda. Ada yang punya 3, ada juga yang lebih dari 10. Pemenang pilpres harus mengantongi minimal 270 suara di electoral college. Saat ini, Trump memperoleh 306 electoral votes. Tapi, Clinton menguasai popular votes.
Finalisasi perolehan suara electoral college dilakukan pada 19 Desember nanti. Pada saat itu, akan diputuskan apakah suara yang didapatkan Trump dan Clinton sah. Jika suara tersebut sah, Trump bakal secara resmi menjadi presiden AS menggantikan Barack Obama pada 20 Januari 2017.
Beberapa jam setelah mengunggah cuitan tersebut, Trump kembali menulis adanya kecurangan pemilih secara serius di Virginia, New Hampshire, dan California.
”Jadi, kenapa tidak ada media yang memberitakan hal tersebut? Bias yang parah –masalah besar!” tulis bapak lima anak tersebut. Clinton menang di tiga negara bagian itu.
Itu bukan kali pertama Trump menuding terjadi kecurangan dalam pilpres. Jauh hari sebelum pemungutan suara dilakukan, Trump selalu menyatakan dalam kampanyenya bahwa terjadi kecurangan dalam sistem pemilu AS. Karena itu, jika dia kalah, dirinya telah dicurangi. Meski begitu, berbagai penelitian menunjukkan, tidak ditemukan bukti adanya kecurangan dalam pilpres AS. (afp/reuters/cnn/sha/c6/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fidel El Commandante Castro Meninggal Dunia
Redaktur : Tim Redaksi