jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti (Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi) Muhammad Dimyati mendorong perguruan tinggi melakukan kolaborasi dengan kampus asing dalam melakukan riset. Revolusi industri 4.0 merupakan era riset konsorsium.
"Kalau bicara riset, sudah enggak zamannya lagi sendiri-sendiri. Apalagi dengan adanya pendidikan jarak jauh (PJJ) semuanya bisa terhubung lewat teknologi," kata Dimyati saat membuka Provisional Program Five Open Universities (OU5) President and Research Meeting Universitas Terbuka (UT) Indonesia, Rabu (18/7).
BACA JUGA: 2019, Kemenristekdikti Targetkan 7.300 Jurnal Terakreditasi
Dalam pertemuan tersebut, dihadiri lima delegasi dari UT Malaysia, Vietnam, Kamboja, Indonesia dan Filipina. Lima UT dari lima negara ini sudah berkolaborasi 10 tahun dalam bidang riset.
Pertemuan lima universitas ini menurut Dimyati, menunjukkan tidak ada lagi terminologi bersaing tetapi harus bersanding jika ingin maju. Bukan sekadar bersanding tapi harus bisa memanfaatkan keunggulan masing-masing member.
BACA JUGA: Rp 6,9 Miliar untuk Modal 438 Bisnis Mahasiswa
"Bayangkan kalau lima anggota ini bisa exchange dalam berbagai hal termasuk program. Mahasiswa Indonesia yang kuliah di UT bisa exchange dengan programnya. Dengan kredit poinnya itu akan bisa terjadi kerja sama menguntungkan di antara negara-negara Asia dan itu akan meningkatkan grade dari perguruan tinggi," tuturnya.
Dimyati optimistis lima universitas ini akan meningkat rangkingnya. Sebab untuk penilaian world class university salah satu syaratnya adalah adanya kerja sama internasional dan regional. Selain itu kerja sama ini harus mendorong publikasi. Karena publikasi juga menjadi salah persyaratan yang diunggulkan dalam penilaian world class university. Bukan soal jumlah saja tapi juga sitasinya.
BACA JUGA: Pendataan HP Dosen dan Mahasiswa Bukan untuk Memata-matai
"Publikasi Indonesia sudah 20 tahun tertinggal dari negara-negara anggota Asean, sekarang sudah cukup bagus posisinya. Tahun kemarin sudah nomor 3 di Asean, di atas Thailand. Tahun ini sudah peringkat 2, di atas Singapura. Tahun 2019 Menristekdikti menargetkan di atas Malaysia," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Rancang Kurikulum Calon Pemimpin Melek Digital
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad