jpnn.com - SURABAYA—Donwori, 45 bukan hanya stres karena sering diseret istrinya, Sephia, 48 keliling kampung. Ia juga harus menelan kekecewaan karena sang istri tidak mau melayaninya kemauannya.
Sephia juga tidak pernah berhenti marah-marah. Tidak terhitung pula dia jadi korban kemarahan Sephia ketika lelah bekerja. Sephia bekerja di pabrik makanan ayam di daerah Mojosari. Berangkat jam 05.00 pagi dan pulang pukul 20.00 malam.
BACA JUGA: Lah, Ribuan Pelanggan PDAM Masih Bermasalah
Sementara Donwori bekerja pula di pabrik kawasan Perak Surabaya. Jarak tempuh kerja yang begitu jauh itulah yang membuat keduanya sama-sama capek dan kemudian tidur.
"Kalau capek dia minta pijet, ya kadang saya pijetin. Tapi kalau saya yang minta pijet, aduh dia marah-marah. Akhirnya bertengkar," jelasnya.
BACA JUGA: Pemekaran Kabupaten di Banten Tinggal Tunggu PP
Ironisnya, Donwori selalu kalah dalam hal pertengkaran. Tenaga Sephia tampaknya lebih kuat dari Ade Rai. Buktinya, setiap kali bertengkar hingga terjadi tragedi perkelahian antara mereka, Donwori lah yang mengalah.
"Istri saya tipenya kalau dilawan, dia nantang bunuh diri, kadang dia ngambil pisau. Daripada nanti dia mati, saya yang disalahkan. Ya mending saya yang dipukuli dan diseret keliling kampung," jelasnya. Namun, bukan berarti Donwori tak melawan.
BACA JUGA: Sering Kontes, Harga Kian Tinggi, Biaya Perawatannya..Hhmmm
Menurut Donwori, dia sudah seringkali melakukan perlawanan tapi karena ancaman itu, maka dia pun tak bisa membalas ketika istrinya melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
"Pasrah aja. Karena sering bertengkar, saya minta dia menggugat saya, alhamdulillah ia turuti," tandasnya. (*/no/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Suami Kalem yang Sering Diseret Istri Keliling Kompleks
Redaktur : Tim Redaksi