jpnn.com, SURABAYA - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) terus berusaha memfasilitasi para perajin batik tulis di Jawa Timur.
“Misalnya, memberikan pembinaan dan pelatihan kepada para perajin,’’ kata Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin setelah membuka Batik Bordir & Aksesoris Fair, Rabu (10/4).
BACA JUGA: MICE Gairahkan Industri Perhotelan
Saat ini ada sekitar sepuluh ribu industri kecil dan menengah (IKM) yang tekun memproduksi dan memasarkan batik.
Mereka tersebar di 38 kabupaten/kota. Sedikitnya 30 ribu tenaga kerja terlibat dalam industri tersebut.
BACA JUGA: Citibank Umumkan Pemenang Citi Microentrepreneurship Awards 2018-2019
IKM batik Jatim, menurut Arumi, adalah potensi baik yang harus terus digarap.
Selain memberikan pembinaan dan pelatihan terkait dengan kualitas produk, dekranasda memotivasi IKM-IKM tersebut lewat pameran.
BACA JUGA: Tol Trans Jawa Dorong Pengembangan Kawasan Industri
Salah satunya adalah Batik Bordir & Aksesoris Fair. Selain pameran berskala lokal atau nasional, Dekranasda memfasilitasi pameran internasional. Tahun ini Pemprov Jatim berpartisipasi dalam pameran di Rusia.
’’Sebenarnya batik itu sudah dikenal di seluruh dunia. Namun, kami ingin mempermudah akses pembeli luar negeri. Jadi, kami menjemput pasar dengan memfasilitasi pameran di luar negeri,’’ papar Arumi.
Sejauh ini baru lima kabupaten/kota yang memiliki sentra khusus batik. Yakni, Madura, Tuban, Sidoarjo, Tulungagung, dan Banyuwangi.
Sebanyak 33 kabupaten/kota yang lain tidak mempunyai sentra semacam itu.
Meski begitu, IKM-IKM tersebut tetap barus mengantongi sertifikat ISO dan good manufacturing practices (GMP) agar bisa bertahan dalam industri.
Para perajin itu juga wajib mengembangkan SOP atau standard operating procedure.
Untuk meningkatkan daya saing pada era digital, para pelaku IKM tersebut dibekali workshop terkait dengan perkembangan teknologi informasi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Drajat Irawan mengatakan, ketersediaan bahan baku adalah faktor terpenting kontinuitas IKM batik.
Namun, keahlian juga harus diperhatikan. Kini pihaknya bekerja sama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) di Jawa Tengah untuk kepentingan edukasi. Misalnya, teknik pewarnaan.
Selain itu, pemprov membantu pengembangan pasar batik di Jatim. Dalam setahun, pameran di tingkat lokal dan nasional diadakan 7–8 kali. (res/c14/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku UMKM Harus Rambah E-Commerce
Redaktur : Tim Redaksi