jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong perguruan tinggi untuk menerapkan proses pembelajaran daring (e-learning). Itu sebabnya, kemampuan dosen harus ditingkatkan.
"Dengan e-learning, Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia bisa lebih tinggi dari APK saat ini (34,58)," kata Menteri Nasir, Selasa (5/2).
BACA JUGA: Berita Terbaru seputar Izin Mendirikan Perguruan Tinggi Swasta
Sistem pembelajaran secara e-learning harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi dosen. Mahasiswa yang dihadapi dosen saat ini adalah generasi milenial dan generasi Z. Itu sebabnya, dosen harus meningkatkan kompetensi keilmuan serta melakukan inovasi metode pembelajaran.
“Saya minta kualifikasi dan kompetensi dosen ditingkatkan. Kita harus bisa melakukan evaluasi diri, ada di mana posisi kita dibandingkan dengan negara lain, sehingga hal ini bisa dimanifestasikan kepada para mahasiswa agar mereka bisa memberikan kontribusi ebih bermakna bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia," bebernya.
BACA JUGA: Kemenristekdikti Siapkan Rp 5 Miliar untuk Perguruan Tinggi Inovatif
Nasir mengungkapkan dosen yang berkompetensi dan selalu sadar akan perkembangan ilmu di negara lain akan membuat mahasiswa lebih kompetitif dalam mensejahterakan rakyat.
Dalam meningkatkan kompetensinya, Nasir sampaikan mahasiswa perlu berinisiatif menggali ilmu dari berbagai sumber, salah satunya melalui materi pembelajaran dalam jaringan (online learning).
BACA JUGA: Daftar Pemenang Anugerah Jurnalis dan Media Kemenristekdikti 2018
"Sementara itu dari sisi mahasiswa, yang harus dibenahi adalah kesiapan belajar mandiri mahasiswa. Karena dalam pembelajaran daring lebih banyak mengadopsi istilah self directed learning , maka self directed learning mahasiswa menjadi penting," papar Menteri Nasir.
Nasir percaya mahasiswa Indonesia sudah tidak asing dengan perkembangan teknologi, sehingga mereka l lebih adaptif pada penggunaan online learning.
"Kalau dari sisi literasi teknologi, saya kira tidak ada masalah yang berarti, karena mahasiswa kita saat ini pada dasarnya sudah merupakan digital native ," ungkap Nasir. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Beasiswa Paling Besar Sedot Anggaran Kemenristekdikti pada 2019
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad