jpnn.com, JAKARTA - Masa pandemi COVID-19 tidak membuat pelayanan perpustakaan nasional (Perpusnas) kendor. Perpusnas malah memberikan layanan 1x24 jam untuk membangkitkan semangat membaca masyarakat.
Pandemi ini juga mendorong perpustakaan bertransformasi berbasis inklusi sosial agar masyarakat memperoleh akses pengetahuan baik secara onsite maupun secara online melalui layanan internet.
BACA JUGA: Perpustakaan MPR Jalin Kerja Sama dengan Universitas Kuningan
"Untuk meningkatkan semangat literasi masyarakat, pelayanan perpustakaan 1x24 jam. Masyarakat bisa kapan saja menggunakan fasilitas perpustakaan ini," kata Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpusnas RI, Deni Kurniadi dalam webinar Ngobrol Bareng Perpusnas dengan LKBN Antara: Peran Perpustakaan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Saat Pandemi, Jumat (6/11).
Dia menjelaskan, perpustakaan menjadi tempat berlatih ketrampilan dalam menumbuhkan kecakapan dan ketrampilan kerja agar bisa memenuhi kebutuhan terhadap pengetahuan maupun kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA: Perpustakaan MPR RI Jalin Kerja Sama dengan UPT Universitas Negeri Malang
Perpustakaan bisa digunakan sebagai tempat kelas pembelajaran bagi semua lapisan masyarakat (pelajar, mahasiswa, para pekerja dan lainnya), sehingga mengembangkan ketrampilan berbasis potensi lokal agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.
"Masyarakat bisa memanfaatkan perpustakaan untuk mengembangkan kemampuan berwirausaha, termasuk menciptakan peluang kerja sehingga bisa meningkatkan pendapatan keluarga," ujarnya.
BACA JUGA: Cerita Fadli Zon tentang Perpustakaan & Museum Pribadi Beserta Koleksinya
Diharapkan Indonesia berpenghasilan menengah tinggi yang sejahtera, adil dan berkesinambungan. Melalui pengembangan layanan literasi berbasis inklusi sosial diharap meningkatkan kemampuan literasi masyarakat agar kualitas hidup menjadi lebih baik.
Literasi, lanjutnya, memiliki kontribusi positif dalam rangka membantu menumbuhkan kreativitas, inovasi meningkatkan ketrampilan dan kecakapan sosial yang sangat dibutuhkan pada era revolusi industri 4.0 saat ini.
Deni berharap dengan adanya transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial menjadi wadah menemukan solusi dari permasalahan kehidupan dan memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Masyarakat yang terus meningkatkan ilmu pengetahuan, nantinya berimplikasi kepada kesejahteraan.
Pihak Perpusnas sudah melakukannya sejak 2018 di 59 kabupaten dan 21 provinsi sebagai upaya untuk membangun literasi masyarakat baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, sampai ke tingkat desa
Melalui penciptaan kewirausahaan sederhana dalam rangka memberikan keterampilan kepada masyarakat lewat strategi program transformasi dapat dimanfaatkan secara optimal. Alhasil, perpustakaaan menjadi ruang berbagi pengalaman, belajar kontekstual sekaligus berlatih ketrampilan.
Masyarakat yang berkegiatan di perpustakaan, lanjut Deni, mendapatkan pelatihan dan bimbingan diantaranya kewirausahaan termasuk didalamnya meningkatkan peluang kerja, pendapatan melalui berbagai pelatihan dan sharing pengetahuan sehingga tercipta keluarga dan masyarakat yang sejahtera.
“Mari jadikan perpustakaan sebagai tempat untuk memacu kreativitas dan inovasi guna mengkapitalisasi budaya lokal. Mengembangkan ketrampilan berbasis potensi lokal agar mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan,” paparnya. (esy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad