Cerita Fadli Zon tentang Perpustakaan & Museum Pribadi Beserta Koleksinya

Rabu, 15 Juli 2020 – 13:51 WIB
Ketua BKSAP DPR Fadli Zon saat mengajak JPNN.com melihat isi perpustakaan Fadli Zon di Fadli Zon Library, Jakarta, Jumat (10/7). Foto : Ricardo

jpnn.com - Selama ini Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon lebih kondang sebagai politikus. Namun di luar kesibukan sebagai politikus, wakil ketua DPR 2014-2019 itu memiliki beragam hobi, termasuk menyalurkan kegemarannya sebagai peminat sejarah.

Memang Fadli adalah kolektor benda-benda bersejarah. Tokoh kelahiran 1 Juni 1971 itu menyimpan berbagai benda bersejarah di perpustakaan sekaligus museum pribadinya.

BACA JUGA: Diplomasi Keris ala Fadli Zon

Fadli membangun tiga perpustakaan di lokasi berbeda. Yakni Fadli Zon Library di Bendungan Hilir (Jakarta Pusat), Rumah Budaya Fadli Zon di Bukittinggi (Sumatera Barat), serta Rumah Kreatif Fadli Zon di Depok (Jawa Barat).

Bermula dari koleksi buku yang menumpuk namun kurang tempat, Fadli tergerak membangun perpustakaan. Fadli Zon Library menjadi yang pertama dibangun.

BACA JUGA: Sambil Tersenyum, Fadli Zon Ungkap Cerita soal Prabowo, Tak Banyak yang Tahu

“Saya punya mimpi membuat perpustakaan sendiri. Ini (Fadli Zon Library) yang pertama. Kemudian di Sumatera Barat saya buat, dan Cimanggis (Depok), jadi ada tiga," ujarnya saat menjadi tamu program NGOMPOL (Ngomongin Politik) JPNN.COM belum lama ini.

Legislator yang dikenal vokal mengkritisi pemerintah itu mengaku memiliki ketertarikan yang lebih tinggi terhadap kebudayaan ketimbang politik. Bagi Fadli, menjadi politikus hanya bentuk tugas dan pengabdiannya sebagai warga negara.

BACA JUGA: Asalamualaikum, Fadli Zon Beber Bukti Bung Karno Pengurus Muhammadiyah

Fadli pun memiliki puluhan ribu koleksi benda-benda bersejarah. Mulai naskah kuno, koran tempo dulu, keris, tombak, pedang hingga badik dari berbagai kerajaan Nusantara.

Lalu ada lukisan, patung, piringan hitam, kacamata para founding fahters, hingga fosil berusia jutaan tahun. "Awalnya dahulu saya hunting, kemudian saya menemukan semacam dealer buku-buku tua," tuturnya.

Fadli juga fasih berbicara soal keris. Saat ini, pria berdarah Minang itu juga dipercaya menjadi ketua Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI).

Sebagai ketua SNKI, Fadli tentu saja menjadi kolektor keris. Pada Hari Keris Dunia 2018, penyandang gelar M.Sc dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris itu menyabet penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI).

Ada tiga rekor MURI untuk Fadli, yakni kategori Penggagas dan Kolektor Kujang Raksasa, Penggagas Pusaka Kelujang, serta Purwarupa Rumah Bambu Sunda Terlengkap. Namun, Fadli memastikan jumlah kerisnya lebih banyak ketimbang koleksi benda pusaka jenis lainnya.

"Variasi kerisnya lebih banyak dan dikurasi. Jadi setiap keris itu ada kuratornya. Jangan nanti diomongkan ini keris lama, padahal keris baru, atau keris A padahal B," ucapnya.

Apakah tidak khawatir dianggap musyrik lantaran selama ini keris dianggap dekat dengan mistik? Fadli punya jawabannya.

"Itu justru kesalahpahaman yang merajalela. Jadi kesalahapahaman ini mesti diberantas. Harus ada literasi tentang keris. Keris bukan mistik, ini benda budaya yang paling hebat," tegas Fadli.

Lagi pula, sambung Fadli, dirinya sebagai muslim tentu harus percaya adanya makhluk gaib seperti setan dan jin. Namun, dia menegaskan bahwa makhluk gaib itu bukan untuk disembah.

"Pangeran Diponegoro kurang apa Islam-nya? Kemudian Imam Bonjol, itu kan juga pakai keris. Teuku Umar, ada kerisnya. Saya lihat kerisnya Teuku Umar di museum di Belanda masih dipajang,” tutur Fadli.

Lebih lanjut Fadli membuat pengandaian untuk menggambarkan kekagumannya akan keris. “Kalau Nabi Muhammad (SAW) mungkin dahulu sempat ke Jawa, saya kira pasti (Rasulullah) akan mengoleksi keris. Pedangnya Nabi saya lihat, seperti di Museum Topkapi (di Istanbul, Turki) itu hebat. Emas ada, batu-batu permata dan sebagainya," tutur Fadli.

Namun, punya koleksi barang langka sebegitu banyak tentu harus repot dengan perawatan. Fadli pun mempekerjakan pustakawan untuk merawat buku-bukunya.

Khusus keris, Fadli juga mempekerjakan orang untuk melakukan jamasan. Namun, bapak dua putri itu mengaku tak tahu jumlah keris koleksinya.

Lantas, berapa biaya rutin yang harus dikeluarkan Fadli untuk mendanai tiga museum pribadinya dan merawat koleksinya? Suami Katharine Grace ini enggan mengungkap biayanya.

"Terus terang saya tidak pernah gitung, karena saya enggak bisnis," kilahnya.(fat/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler