Dorong Munculkan Capres Alternatif Jadi Momentum Kebangkitan Kaum Muda

Senin, 18 September 2023 – 09:04 WIB
Koordinator Nusantara 'Anak Muda Satu Nusa Satu Suara`, Raihan Muhammad Akmal. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah pertemuan dari gerakan Nusantara yang berisikan komunitas dan aktivis muda berlangsung di sejumlah kota dalam bentuk diskusi publik. Pertemuan yang digagas gerakan Nusantara itu dilakukan sebagai bentuk sikap politik anak muda menghadapi Pemilu 2024.

Inisiator gerakan 'Nusantara' Anak Muda Satu Nusa Satu Suara, Raihan Muhammad Akmal mengatakan munculnya gerakan ini adalah bentuk kritik karena selama ini isu anak muda hanya dijadikan isu pelengkap oleh elite politik sebagai pajangan atau display.

BACA JUGA: Adil dan Solutif, Membuat Prabowo jadi Capres Potensial untuk Indonesia

"Kalau pun ada itu sangat kental dengan kalkulasi elite dan oligarki. Untuk itu kami memunculkan gagasan politik alternatif, mulai dari isu-isu alternatif dan usulan kebijakan yang dibutuhkan anak muda, sampai gagasan capres alternatif, kami misalnya memunculkan nama Dimas Oky Nugroho, menjadi simbol gerakan moral untuk menantang elitisme yang tidak berpihak pada perkembangan serta pemberdayaan anak muda secara nyata," kata pemimpin komunitas muda asal Bandung ini saat di Sumedang, Minggu (17/9).

Saat pertemuan di Medan, Ketua DPD KNPI Sumut, Samsir Pohan menjelaskan, wacana gerakan alternatif dan kritis dari kalangan anak muda adalah lazim terjadi.

BACA JUGA: Jadi Pengubah Permainan, Zilenial Ogah Pilih Capres Cuma Pencitraan Tanpa Gagasan

Pasalnya, sejak dulu saat jaman kemerdekaan sudah sejarah partisipasi dan perlawanan politik anak muda di Indonesia.

"Gerakan politik alternatif ini harus ditempatkan sebagai momentum isu bersama, semacam vitamin untuk mengoreksi kehidupan politik yang artifisial, setengah-setengah dan formalitas, tapi juga rentan konflik dan penuh drama, polarisasi identitas, serta egoisme elite," jelas Samsir.

BACA JUGA: MK Didukung Kabulkan Gugatan Batas Usia Capres-Cawapres Untuk Beri Kesempatan Anak Muda

Pada pertemuan komunitas anak muda kritis di Denpasar, Bali, 12 September lalu, Founder Praga Institute Arya Gangga mengatakan jika gerakan capres alternatif harus dilihat sebagai gerakan kebudayaan. Karena itu adalah bentuk protes dan bagian dari kritik anak muda yang sudah jenuh dengan dinamika politik di kalangan elite saat ini.

"Ini bagian kritik anak muda yang tidak dilibatkan secara esensial. Saya pikir memasuki tahun politik ini sudah saatnya anak muda untuk 'speak up' berani mengambil sikap, punya sikap politik sendiri, bukan ikut gendang elit," ujar Arya.

Di Yogyakarta, pimpinan komunitas anak muda Nahdiyin Yogyakarta, Fairaz Rhananda menuturkan tujuan digaungkannya gerakan politik alternatif semata-mata agar anak muda peduli dengan negara, dan aktif memperjuangkan isu-isu kemajuan serta kesejahteraan anak muda secara luas.

Menurut Fairaz, anak muda tidak tergantung pada konstalasi elite dan jebakan elitisme politik.

"Terkait dukungan kami terhadap sosok Dimas Oky Nugroho menurut sepengetahuan kami, ia komit, membersamai dan mendukung berbagai program pemberdayaan anak muda di berbagai daerah sejak lama, ini merupakan narasi kritik terhadap perilaku elitisme politik", ujar Fairaz.

Di sisi lain, Dimas Oky Nugroho merespons usulan anak-anak muda yang menggagas capres alternatif tersebut sebagai satire politik dan sikap kritis anak muda.

"Dalam sejarah aktivisme politik kita, anak-anak muda biasanya akan bergerak jika muncul kesenjangan. Fokus kami selama ini adalah ikut berpartisipasi meningkatkan SDM dan jejaring anak muda di seluruh Indonesia secara inklusif, agar mampu menjadi pemain utama, bukan penonton dalam proses transformasi sosial ekonomi dan politik," tutup Dimas.

Adapun Gerakan Nusantara ini menjalar ke berbagai kota, seperti Medan, Denpasar, Yogyakarta, dan rencananya akan berlanjut di kota-kota lain.

Gerakan Nusantara ini juga muncul sebagai respons kritis dan kegusaran para anak muda terhadap berbagai problem sosial, kesenjangan, persoalan SDM anak muda yang tidak merata, lapangan kerja, kelestarian lingkungan, pelayanan publik, sampai problem elitisme politik, oligarkisme dan fenomena dinasti yang semakin menguat.

Melalui metode serial dialog dan FGD, mereka juga bertujuan menyusun dan menyuarakan secara detail aspirasi anak muda terkait dengan kepentingan riil baik di bidang sosial ekonomi, sosial budaya dan sosial politik.(mcr10/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Capres   Anak muda   Nahdiyin   KNPI   Politik  

Terpopuler