jpnn.com, JAMBI - Untuk mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat di wilayah perdesaan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian pada tahun 2019 melaksanakan kegiatan Pengembangan Korporasi Usahatani (PKU). Provinsi Jambi, tepatnya di Desa Jati Emas, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, merupakan salah satu lokasi PKU yang dikembangkan di antara 12 provinsi lainnya.
PKU ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk komoditas yang dikelola secara korporasi, meningkatkan pendapatan, dan membentuk lembaga usaha yang berbadan hukum. "Dengan upaya tersebut diharapkan dapat mempercepat pengentasan kemiskinan masyarakat di lokasi-lokasi yang telah dipilih berdasarkan prioritas Peta Kerentanan dan Ketahanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atlas, serta angka kemiskinan," ungkap Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan BKP Andriko Notosusanto, yang juga penanggung jawab PKU BKP saat dihubungi, Selasa (2/7).
BACA JUGA: Cabai di Magetan Dikabarkan Terserang Penyakit, Tim POPT Langsung Turun Tangan
BACA JUGA: Kepala BKP Kementan Ajak Wali Kota Bogor Promosikan TTIC
Keberhasilan kegiatan PKU tidak bisa dilaksanakan oleh BKP atau Dinas Pangan propinsi dan kabupaten saja, namun perlu dukungan dan sinergi dengan Dinas atau lembaga lainnya.
BACA JUGA: Alsintan Berbasis Teknologi 4.0 Bikin Biaya Efisien Hingga 75 Persen Â
Hal tersebut ditegaskan Maino Dwi Hartono selaku penanggung jawab kegiatan PKU di Jambi saat turun lapangan ke lokasi PKU di Desa Jati Emas, belum lama ini (26/6).
“Kami berharap seluruh stakeholder terkait seperti Dinas Pangan, Dinas Peternakan, BPTP, Penyuluh, aparat kecamatan dan desa, serta masyarakat sama-sama mengawal dan mendukung kegiatan PKU. Sinergi dengan instansi terkait sangat penting dalam mendukung keberhasilan PKU yang berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat dan mempercepat pengentasan kemiskinan di wilayah Jambi khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat,” terang Maino.
BACA JUGA: Ketua ABMI Sebut Mentan Amran Sukses Membalikan Impor menjadi Ekspor Bawang Merah
Hal senada disampaikan Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Jambi, Masra Padila.
“Kami akan terus melakukan pendampingan dan dukungan berupa pelatihan-pelatihan pemeliharaan dan penanganan pasca panen dengan menggandeng pihak yang berkompeten serta bersinergi dengan instansi terkait seperti BPTP, Dinas Peternakan dan Dinas Perdagangan,” ujar Masra.
Kegiatan PKU di Propinsi Jambi mengusahakan ternak kambing peranakan etawa (PE) dan ayam buras yang dilaksanakan oleh 5 kelompoktani yang tergabung dalam Gapoktan Agri Tani, yaitu Kelompok Tani Jaya, Tani Makmur, Sido Mulyo, Maju Jaya dan Suka Maju. Total bantuan yang diberikan untuk 5 kelompok berupa 65 ekor kambing peranakan etawa dan 250 ekor ayam buras, atau masing-masing kelompok 13 ekor kambing dan 50 ekor ayam buras yang dikelola secara komunal.
Kegiatan PKU yang baru efektif berjalan 3 bulan terakhir sudah mulai terlihat dampak manfaatnya bagi anggota kelompok. Meski baru sebagian kambing yang menghasilkan susu, pangsa pasar serta harga jual susu cukup menjanjikan.
“Kami sangat berterima kasih kepada BKP Kementan yang telah memberikan bantuan kepada kami. Saat ini budidaya kambing telah berjalan dengan lancar dan semua kambing dalam keadaan sehat. Kami optimis dapat memasarkan produk susu kambing yang dihasilkan karena permintaan yang cukup tinggi di daerah kami,” ungkap Prayoto, Ketua Gapoktan Agro Tani.
Hal senada disampaikan Camat Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Hendry Fonda yang juga turut hadir ke lokasi PKU.
“Kami sangat bersyukur salah satu Desa di wilayah kami mendapat program bantuan Pemerintah seperti PKU yang diinisiasi BKP Kementan. Kami optimis kegiatan PKU dapat bernilai ekonomis tinggi dan mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat," ujar Fonda.
Keyakinan keberhasilan PKU juga disampaikan Rofiun, pendamping pengolahan dan pemasaran kegiatan PKU di Jambi.
Saat ini harga susu kambing etawa dihargai Rp 40.000 per liter, dimana rata-rata satu ekor kambing mampu menghasilkan 1-2 liter per hari. Selain itu, kotoran dan urine kambing juga memiliki nilai jual yang tinggi, masing-masing seharga Rp 20.000/karung ukuran 10 kg serta Rp 2.000/liter.
"Dengan memelihara 13 ekor kambing, rata-rata dalam sehari dapat menghasilkan kotoran sekitar 5 kg dan urine sekitar 10 liter, atau pendapatan kelompok sekitar Rp 24.000 per hari dari kotoran dan urine," papar Rofiun.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan dan Satgas Pangan Telusuri Penyebab Besarnya Disparitas Harga Ayam
Redaktur : Tim Redaksi