Dorong Produk Lokal ke Pasar Ekspor, Bea Cukai Menyambangi Pelaku Usaha di Wilayah Ini

Selasa, 10 Oktober 2023 – 10:41 WIB
Bea Cukai Tanjungpandan mengunjungi Pepper Secret, yang merupakan UMKM produsen wewangian berbahan dasar biji lada lokal. Foto: Dokumentasi Humas Bea Cukai

jpnn.com, BELITUNG - Bea Cukai melalui unit-unit vertikalnya di berbagai daerah menyambangi para pelaku usaha untuk memberikan edukasi dan pendampingan ekspor.

Hal ini dilakukan guna mendorong produk lokal berjayar di pasar ekspor.

BACA JUGA: Bea Cukai Tingkatkan Pengawasan di Bekasi dan Cikarang Lewat Sinergi Antarinstansi

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Encep Dudi Ginanjar menyebutkan terdapat tiga hal utama yang perlu diperhatikan dalam memasuki pasar ekspor, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.

"Untuk itu, Bea Cukai berupaya membantu para pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya," kata Encep dalam keterangannya, Selasa (10/10).

BACA JUGA: Lewat Kegiatan Ini, Bea Cukai Bekasi Kawal Kepatuhan Penerima Fasilitas Kepabeanan

Bea Cukai, lanjut Encep, juga menjaga konsistensi para pelaku usaha yang telah mengekspor produknya untuk melaksanakan ekspor secara berkesinambungan.

"Kesempatan yang ada diharapakan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya," ujar Encep.

BACA JUGA: Bea Cukai Madura Layani Ekspor Jutaan Batang Rokok Asal Pamekasan ke Timor Leste

Dia juga unit-unit vertikal Bea Cukai yang telah melaksanakan asistensi ekspor ialah Bea Cukai Tanjungpandan, Bea Cukai Bandung, dan Bea Cukai Tanjung Emas.

Di wilayah Pulau Belitung, Bea Cukai Tanjungpandan mengunjungi Pepper Secret, yang merupakan UMKM produsen wewangian berbahan dasar biji lada lokal.

Usaha yang mulai dirintis sejak 2015 ini menggunakan lada dari daerah Belitung.

Produk aroma terapi yang disediakan Pepper Secret ada beberapa jenis, mulai dari essential oil, muscle oil, muscle balm, hingga parfum.

Semua produk tersebut memiliki pasar ekspor yang sangat besar.

Bea Cukai juga berkunjung ke agen pelayaran PT Ligita Jaya untuk memberikan asistensi atas program konsolidasi usaha tujuan ekspor.

Encep menjelaskan konsolidasi barang ekspor adalah suatu proses ketika beragam jenis barang dari berbagai pengekspor dikumpulkan dalam satu kontainer untuk dikirim ke tujuan yang sama.

"Proses ini bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi pengiriman dan mengurangi biaya ekspor bagi pelaku usaha, khususnya UMKM," jelasnya.

Encep berharap dengan adanya kegiatan ini terbentuk sinergi yang baik demi mengembangkan potensi ekspor pelaku UMKM di pulau Belitung dan serta dapat makin mengenalkan produk produk unggulan daerah tersebut di kancah internasional.

Bea Cukai Bandung juga mengunjungi pelaku usaha dalam rangka asistensi ekspor.

Salah satu pelaku usaha yang dikunjungi adalah PT Awan Kurniawan Corp yang memproduksi madu dengan merek jual 'Sarkara Madhu' yang berlokasi di Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Madu yang diproduksi alami dan diperoleh langsung dari komunitas petani madu yang memiliki ternak lebah madu di daerah Garut.

Ada beberapa varian jenis madu, seperti trigona, kaliandra, odeng, dan madu hitam.

"Produknya sendiri sudah diekspor ke Jepang dan telah mengikuti beberapa pameran di kancah lokal dan internasional," terangnya.

Dalam kunjungan ke PT Awan Kurniawan Corp, kata Encep, petugas Bea Cukai Bandung tak hanya memaparkan materi ekspor, tetapi juga membahas kendala yang dihadapi perusahaan dalam melaksanakan ekspor.

Tak hanya menyasar pelaku UMKM, Bea Cukai juga mengunjungi pelaku industri skala besar, seperti kunjungan Bea Cukai Tanjung Emas ke PT Aida Rattan Industry.

Kunjungan ini menjadi salah satu upaya Bea Cukai menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu memfasilitasi industri dan perdagangan guna meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri dan mewujudkan iklim usaha dan investasi yang kondusif.

PT Aida Rattan Industry merupakan perusahaan yang memproduksi furnitur rotan untuk pasar lokal dan telah melaksanakan ekspor ke beberapa negara, seperti China dan Jerman.

Perusahaan ini didukung dengan fasilitas produksi seluas 10 ribu meter persegi di Cirebon, Jawa Barat, yang digunakan untuk mengolah bahan rotan yang diambil dari Sumatera dengan komoditas rotan jenis manau berspesifikasi khusus yang selama ini tidak dimanfaatkan pengrajin rotan.

“Selain Bea Cukai Tanjung Emas, kunjungan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Teknis Kepabeanan Bea Cukai dan Lembaga National Single Window (LNSW)," sebutnya.

Pada kunjungan tersebut, lanjut Encep, pihak perusahaan menjelaskan secara lengkap proses produksi veneer rotan dan distribusi produk perusahaan serta tantangan yang dihadapi.

"Info itu berguna dalam menambah pemahaman Bea Cukai dan pihak terkait lainnya dalam mewujudkan misi memfasilitasi industri dan perdagangan serta memberikan kepastian hukum dan layanan atas ekspor yang dilakukan PT Aida Rattan Industry dan eksportir produk turunan rotan lainnya," papar Encep.

Dia menegaskan bahwa sebagai salah satu bentuk sikap proaktif Bea Cukai, asistensi kepada para pelaku usaha akan terus dilakukan dengan harapan para pelaku usaha dapat memahami kebutuhan pasar internasional dan dapat memasarkan produknya.

"Diharapkan industri lokal dapat mengekspansi bisnisnya, mengenalkan produk Indonesia ke kancah internasional dengan prosedur yang mudah demi mendorong perekonomian Indonesia yang makin baik," pungkas Encep. (mrk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler