Dorong Produksi Kedelai Lokal untuk Industri Tahu di Jabar

Sabtu, 05 Mei 2018 – 20:00 WIB
Kang Uu saat berkunjung ke pabrik tahu di Sumedang. Foto: Ist

jpnn.com, SUMEDANG - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Uu Ruzhanul Ulum akan mendorong produksi kedelai lokal demi memudahkan produsen tahu mendapatkan pasokan bahan baku. 

 Para produsen tahu mengeluhkan bahan baku kedelai hingga kini masih import. 

BACA JUGA: Kang Uu Pernah Tutup Operasi Pasir Besi

 Hal itu terungkap ketika Kang Uu mengunjungi sentra industry tahu di Sumedang, hari ini.

Pemilik pabrik tahu Jembar Manah, Ndit Suhandi mengaku, pabriknya membutuhkan pasokan kedelai yang begitu banyak untuk memproduksi  tahu.  Apalagi ketika permintaan meningkat, terutama di akhir pekan. 

BACA JUGA: Industri Kreatif Bisa Berkembang Jadi Pariwisata

Dia bercerita, pada hari biasa kebutuhan kedelainya hanya  3 kuintal per hari. 

Namun, pada akhir pena atau hari libur meningkat dua kali lipat. Nah,  pada musim Lebaran permintaan produksi tahu meningkat lagi menjadi  empat kali lipat. 

BACA JUGA: Ini yang Harus Dilakukan Pengusaha Agar Buruh Tak Demo Terus

“Tapi pasokan kedelai local sulit. Selain sulit, rasa kedelai local kurang enak untuk tahu,” ujarnya. 

Karenanya dia sering menggunakan kedelai impor untuk memproduksi tahunya. 

"Kami terpaksa pakai kedelai impor, meski harganya mahal karena  dipengaruhi harga dollar.  Tapi kalau kedelai local kualitasnya bagus kami pakai juga seperti kedelai dari Garut," kata Ndit. 

Menanggapi hal itu, Bupati Tasikmalaya tersebut menyatakan akan meningkatkan kualitas bahan baku kedelai. 

Petani diharapkan dapat menanam kedelai yang bibitnya berkualitas. Karena rasa tahu juga dipengaruhi oleh kualitas kedelai yang bagus. 

"Saya bersama Kang Emil akan membantu para produsen tahu di Sumedang supaya lebih mudah mendapatkan bahan baku dari petani lokal," ujarnya di pabrik Tahu Jembar Manah di Samboja Patung Kuda, RW 08 RT 05, Desa Pasangrahan Baru, Kecamatan Sumedang Selatan.

Menurut dia, agar kualitas kedelai local bagus, maka petani harus mendapatkan bibit yang  berkualitas.  

Pasar kedelai sudah ada, tinggal bagaimana petani kedelai menanam kedelai dari bibit yang bagus. 

“Untuk menekan import, maka produksi kedelai lokal perlu digenjot. Ketika produktivitas kedelai local meningkat maka kita bisa menghilangkan ketergantungan pasokan kedelai dari luar negeri,” kata Kang Uu.

Strateginya, kata Kang Uu, Rindu punya program pertanian berkelanjutan. Yakni, kedelai sebagai bahan baku untuk industri tahu, tempe, harus terus ditingkatkan menjadi komoditi agar pasokannya terus terjaga, termasuk dalam pemakaian benih berkualitas. 

"Kami akan dorong petani menanam kedelai dari bibit yang bagus dengan memanfaatkan lahan sawah saat musim kemarau. Di Tasikmalaya, cara seperti tersebut bisa berhasil dengan menggandeng TNI," papar mantan Ketua DPRD ini.

Kang Uu mendapat keluhan dari mereka bahwa industri tahu belum berkembang secara optimal, terutama masalah  pemasaran. 

Kang Uu menawarkan konsep, Rindu yakni, marketing digital. Menurut dia, dengan memasarkan produknya melalui digital, tentu dengan memperhatikan kemasan yang baik, maka produk itu dapat menjangkau pasar yang lebih luas. 

“Penggunaan teknologi digital dalam pemasaran, saya yakni bisa  meningkatkan pemasaran tahu secara lebih luas,” kata dia. 

Tak hanya ini, tahu sudah menjadi trade mark Sumedang. “Setiap orang yang datang ke Sumedang pasti membeli tahu, baik buat dimakan sendiri maupun sebagai buah tangan. Makan khas  ini bisa menarik kunjungan wisata datang ke Sumedang,” ujar cucu KH. Choer Affandi, pendiri Pesantren Miftahul Huda ini.(flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Tasikmalaya Pernah Diusir Hansip karena Truntung


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler