jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam mengatakan, tidak sah rasanya bila akademisi belum meraih jenjang S-3.
Itu sebabnya, para dosen harus berusaha mencari berbagai peluang untuk mendapatkan beasiswa doktoral di luar negeri.
BACA JUGA: Inilah 3 Mahasiswa Pemenang DASS 2020, Mendapat Beasiswa S2
"Bagi akademisi, rasanya memang belum puas jika belum menempuh S-3. Kegiatan Talent Scouting ini dapat memberikan gambaran dan peluang untuk mendapatkan beasiswa S-3 di luar negeri,” ujar Nizam saat membuka program Talent Scouting: Road to PhD secara daring, Senin (27/7).
Dia mengungkapkan, untuk memperoleh gelar S-3 di luar negeri memang membutuhkan perjuangan berat. Bukan hanya pada proses belajarnya, melainkan juga dalam mencari beasiswanya.
BACA JUGA: Jumlah Santri yang Mendaftar Beasiswa PBSB Turun Drastis
Menurutnya, dosen perlu mengasah kesiapan diri sebelum mencari beasiswa yang sesuai. Dengan demikian, mereka akan selalu siap kapanpun peluang beasiswa datang.
Nizam berpesan kepada peserta untuk membangun jejaring kolaborasi dengan institusi tempat belajar serta mitra luar negeri jika nanti mendapatkan beasiswa S-3 di luar negeri.
BACA JUGA: Jenazah Covid-19 Dikubur Masih Pakai Daster
Hal ini dapat menjadi bekal untuk meningkatkan kerja sama kelembagaan ketika kelak kembali ke Tanah Air.
Dia juga mengingatkan untuk tetap memperkenalkan budaya Indonesia di mata dunia selama studi di luar negeri.
"Dosen yang studi doktoral di luar negeri adalah duta bangsa untuk memperkenalkan Indonesia di dunia internasional. Jadi jangan lupa belajar masak rendang sebelum berangkat agar bisa memasak rendang di tempat anda kuliah. Jangan lupa bawa Indomie untuk masak di luar negeri, dan jangan lupa membawa foto-foto budaya Indonesia untuk dibawa ke mancanegara. Syukur-syukur anda bisa belajar menari untuk ikut mempromosikan pariwisata di mancanegara," tuturnya.
Talent Scouting merupakan program rutin yang diselenggarakan oleh Direktorat Sumber Daya. Tujuannya untuk meningkatkan kesiapan dosen untuk studi lanjut ke luar negeri, mengasah pola pikir entrepreneurship dan inovatif, serta membangun jejaring dengan perguruan tinggi, dunia usaha, dan dunia industri, baik di dalam maupun luar negeri.
Direktur Sumber Daya, Sofwan Effendi menjelaskan, setiap pelaksanaan program Talent Scouting, lebih dari 1000 dosen yang turut berpartisipasi, meskipun tidak semuanya bisa lolos untuk mendapatkan beasiswa.
Program Talent Scouting skema kerja sama ini merupakan yang kedua pada 2020, di mana kali ini menggandeng para alumni penerima Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri (BPPLN) untuk berbagi success story mereka dalam meraih gelar Doktor dari berbagai perguruan tinggi luar negeri.
Mitra-mitra dari Leiden University, Taiwan Education Center dan L’Oreal Indonesia juga dihadirkan untuk berbagi peluang pendanaan studi maupun penelitian yang ditawarkan institusi masing-masing.
“Kami berharap para alumni ini dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan dosen lainnya untuk mengikuti jejak keberhasilannya menempuh studi S-3 di luar negeri,” tandas Sofwan. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad