Doubletrack KA Jakarta-SBY Tuntas April

Rabu, 23 April 2014 – 05:34 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan rel ganda (double track) Kereta Api (KA) Jakarta"Surabaya tuntas pada akhir April ini. Rencana Strategis (Restra) 2015"2019 akan mengoptimalkan moda transportasi massal ini untuk mengurangi kemacetan jalan raya.       

"Target kita akhir bulan ini menyelesaikan sampai Kandangan. Tapi sudah Jakarta"Surabaya lho. Surabaya-nya sampai Kandangan dulu, belum Pasar Turi," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di sela seminar penyusunan Renstra Sektor Perhubungan 2015"2019 di kantor Kemenhub, Jakarta, kemarin.
       
Sisa penyelesaian dari Kandangan ke Pasar Turi, selain sedang dalam pembebasan sisa lahan, juga dilakukan kajian terutama terkait usul baru dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
       
"Ada beberapa perkembangan baru. Misalnya dari Kandangan ke Pasar Turi mau kita apakan" Karena ada usul dari Bu Wali untuk elevated atau naik (jalur layang). Kemudian ada usul integrasi dengan trem. Ada usul lagi dari Kandangan ke utara untuk sampai ke pelabuhan Kali Lamong. Ini kita review lagi," ulasnya.
       
Menurut dia, rel ganda diteruskan ke jalur arah timur sampai menembus Pasar Turi juga memungkinkan. Yang terpenting, tambah dia, saat ini selesai terlebih dahulu sampai ke Kandangan. 

BACA JUGA: Mamin dan Barang Mineral Diminati Investor

Bambang mengatakan, beroperasinya jalur ganda untuk KA ini akan menjadi salah satu momen penting dalam upaya penyelesaian ruwetnya lalu lintas jalan di lintas Jawa. "Kita melihat kalau semua dibebankan ke jalan, lima tahun ke depan sudah pasti akan terjadi kemacetan lebih parah dari sekarang.

Karena ekonomi kita tumbuh dengan cepat. Kalau ekonomi cepat artinya kebutuhan untuk barang dan penumpang juga akan meningkat tajam," pikirnya.

BACA JUGA: Yakin Akuisisi Tak Akan Ganggu Kesejahteraan Karyawan BTN

Maka sesegera mungkin tingkatkan peran KA dan transportasi laut untuk menyeimbangkan arus distribusi barang dan penumpang yang saat ini mayoritas masih terkonsentrasi di jalan raya itu. "Misalnya untuk KA rel ganda di Jawa karena sudah terpasang ada tambahan kapasitas, akan di shifting dari darat untuk ke KA terutama untuk distribusi barang," kata Bambang.

Hal terpenting bagi pengusaha, kata dia, kepastian berapa lama produknya terkirim dalam proses distribusi itu. Terlebih untuk barang yang distribusinya membutuhkan kepastian dan kecepatan agar segera terkirim sebelum produknya rusak. "Memang akan ada proses dan terseleksi sendiri nantinya. Mana yang butuh dikirim lewat KA, mana yang masih pilih lewat darat, atau lewat laut," imbuhnya.

BACA JUGA: Investor Tunggu PPnBM Ponsel

Konsep dari Kemenhub secara umum adalah integrasi antarmoda sehingga nantinya angkutan barang dan penumpang menjadi terpadu sebagai bagian yang tak terpisahkan.

Kemenhub memiliki tiga benchmark (acuan) dalam penentuan anggaran Restra 2015 " 2019 yaitu Rp 863 triliun (skenario MP3EI), Rp 1.269 triliun (skenario pendekatan makro hasil studi Bappenas - JICA), dan lebih dari Rp 1.000 triliun dari hasil penyusunan sementara masing-masing direktorat jenderal di Kemenhub yang kemudian diagregat. "Tentu ini akan kita lihat sebagai interaksi artinya akan ada penajaman-penajaman, perhitungan ulang. Mudah-mudahan sekitar Juli atau Agustus sudah final," harapnya.

Namun secara pribadi Bambang menilai anggaran Rp 1.200 triliun sesuai hasil perhitungan Bappenas yang lebih beralasan (reasonable). Angka ini diyakini mengalami peningkatan dibandingkan realisasi dari Restra 2009 " 2014. "Tapi kan semuanya masih dihitung. Kalau kita lihat pasti ada kenaikan. Karena demand naik akibat ekonomi naik, orang dan barang yang dilayani naik. Jadi kecenderungannya akan naik," terangnya.

Pihaknya berharap peran pembiayaan swasta dan badan usaha milik pemerintah baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lebih besar lagi. "Untuk inrastuktur yang sifatnya komersial bisa diisi pembiayaan dari pihak swasta maupun badan usaha. Estimasi awal sekitar dua pertiga (dari total) masih dari pemerintah dan sepertiga dari swasta atau badan usaha," ucapnya.

Lima tahun sebelumnya, Bambang menilai, peran swasta dan badan usaha masih sangat kecil. Atas dasar itu perlu didorong bagaimana meningkatkan partisipasi dari pebisnis itu. "Ini nanti dibantu peran BUMN. Kita anggap BUMN sebagai badan usaha, itu bisa agak sedikit naik. Tapi ke depan, lima tahun ke depan peran badan usaha ini bisa swasta maupun negara, daerah, bisa lebih meningkat lagi," katanya.

Di tempat sama, ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN)," Chairul Tanjung (CT) mengatakan masalah transprotasi memang menjadi tantangan tersendiri karena berpotensi semakin kompleks. "Waktu itu visi Indonesia 2030, pada tahun itu akan menjadi kekutan lima besar ekonomi dunia dengan income USD 18 ribu. Saat itu 2007, tidak praktis semua orang Indonesia percaya kita akan masuk pada posisi ini," kisahnya. 

Dilanjutkan hasil riset Mc Kinsey pada 2012 yang ternyata bicara tentang hal sama setelah lima tahun lembaga konsultan internasional itu melakukan riset sampai akhirnya memastikan Indonesia akan menjadi tujuh besar kekuatan ekonomi dunia. "Asumsi negara RI itu lebih baik dari yang lain. Sampai sekarang juga begitu," ucapnya.

Ditambah lagi dengan bonus demografi dengan rata-rata jumlah usia muda yang dominan, kata CT, produktifitas Indonesia akan semakin meningkat. Selanjutnya mulai terasa bahwa Indonesia sudah masuk dalam kategori Orang Kaya Baru (OKB). "Maka itu kenapa konsumsi deomsetik kita menjadi tulang punggung utama dari pertumbuhan ekonomi kita," ujarnya.

Dilihat dalam konteks global, kata bos grup CT Corp ini, Indonesia menunjukkan korelasi antara pendapatan yang meningkat dengan peningkatan kebutuhan transportasi atau perhubungan. "Itu terjadi juga di negara maju; jalan macet, parkir mahal. Dan pelan-pelan dia beralih ke trasnportasi umum. Dengan catatan transportasi umum juga semakin membaik," tegasnya.

Harus disadari, kata CT, masalahnya adalah dengan meningkatnya income per kapita, status sosial meningkat dan ekspektasi masyarakat terhadap servis oleh pemerintah juga meningkat. "Dulu saya nunggu bus 30 menit nggak marah. Kalau sekarang lewat dari lima menit saya marah. Karena pemerintah ngurus begini saja tidak cukup. Dulu bus datang nggak pakai AC nggak masalah. Sekarang nggak pakai AC marah lagi. Ekspektasi sudah berubah," paparnya. (gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Jamin Akuisisi BTN Menguntungkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler