jpnn.com - PAPUA - Tudingan terhadap kader Hanura berinisial AK yang dianggap melakukan pemerasan pada calon kepala daerah di Papua mendapat bantahan. Salah satu kader Hanura Papua mengatakan, tudingan itu tidak benar.
“Itu tidak benar. Sebab, kami melakukan fit and proper test saat merekrut calon kepala daerah,” terang kader itu, Kamis (20/8).
BACA JUGA: Korupsi Dana Transfusi Darah, Mantan Ketua PMI Dibui
Dia mengatakan, DPC memiliki kewenangan untuk melakukan rekrutmen calon kada. Setelah itu, DPC menyerahkan calon yang diusulkan ke DPP. Di sana sudah ada tim rekrutmen dan seleksi calon kada.
Nah, DPP bertugas melakukan verifikasi atas usulan DPD dan DPC berdasarkan tiga kriteria. Salah satunya ialah popularitas dan elektabilitas. Selain itu juga dilihat mesin partai atau koalisi.
BACA JUGA: Dana PSKS Rp, 6,5 Miliar Tetap Disalurkan, Tapi...
“Yang ketiga ialah bagaimana dia menggerakkan mesin partai untuk bisa menang dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki oleh yang bersangkutan,” tambahnya.
Dia mengatakan, partai membuat keputusan berdasarkan kriteria yang dijadikan acuan untuk merekomendasikan calon yang dianggap layak maju.
BACA JUGA: Alhamdulillah, FDR Pesawat Trigana Air Ditemukan
“Tudingan bahwa kami menentukan pilihan karena faktor tertentu, bahkan sampai dituduh memeras adalah fitnah,” ujarnya.
Dia menambahkan, pihak tertentu yang merasa calonnya tidak lolos tentu tak puas. Dia membantah sudah melakukan pemerasan sebesar Rp 500 juta seperti yang dituduhkan.
Partainya selama ini memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi. “Misal orang itu populer namun tidak memiliki mesin partai yang lain untuk membentuk koalisi ya gagal. Syaratnya kan 20 persen sesuai undang-undang,” imbuhnya. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pamit ke Keluarga Mencari Ikan, Nelayan Pulang sudah Innalillahi
Redaktur : Tim Redaksi