jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Blora Bambang Susilo mengajak Ketua DPC Partai Demokrat di seluruh Indonesia mendukung dilaksanakannya kongres luar biasa partai berlambang mercy tersebut.
Tak berapa lama setelah ajakannya tersebut, Susilo mendengar kabar telah dicopot dari jabatannya. Meski demikian, dia belum menerima surat pencopotan dari DPD PD Jawa Tengah.
"Saya kira KLB adalah hal yang tidak tabu yang dilakukan oleh sebuah partai politik. KLB adalah kegiatan untuk menjawab semua masalah-masalah yang ada di internal partai. Ini bukan eksternal, ini masalah internal,”kata Bambang Susilo dalam keterangannya, Jumat (19/2).
Menurut Bambang, masalah yang terjadi di internal Partai Demokrat antara lain terjadi pada Kongres 15 Maret 2020. Salah satunya ada perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) tetapi tidak dibahas di forum kongres.
BACA JUGA: Jokowi Minta Dikritik, Demokrat Merespons Begini, Pakai Frasa Introspeksi Diri
“Ini adalah bentuk keprihatinan para senior terhadap Partai Demokrat, semestinya masalah ini jangan sampai pihak luar tahu. Karena ini masalah rumah tangga, tetapi kalau sampai ramai-ramai pihak luar tahu kan menjadi tanda tanya termasuk dari Kemenkumham. Karena mereka yang mengeluarkan SK bisa lolos untuk ikut pemilu atau tidak,” ucapnya.
Bambang menilai, saat ini PD membutuhkan sosok pemersatu, demi menatap Pemilu 2024 mendatang. Nama-nama yang dimaksud antara lain, Prof Subur Budi Santoso, Marzuki Alie, Max Sopacua dan juga Moeldoko.
BACA JUGA: PDIP Terjun Bebas, Demokrat Melesat, PKS dan PSI Pelan tetapi Pasti
"Hal yang saya pahami, mereka mereka ini sangat kapabel memimpin sebuah organisasi. Namun yang penting dilaksanakan kongres luar biasa dulu," katanya.
Menurut Bambang, kalau dalam KLB para peserta masih menghendaki Agus Harimurti Yudhoyono sebagai ketua umum, tidak ada masalah.
Demikian juga jika ingin mengubah AD/ART, juga dimungkinkan untuk dilakukan dalam kongres.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang