DPD PDIP Aceh Ganti Ketua, Eks Konsultan World Bank Pimpin Banteng

Senin, 05 Agustus 2019 – 08:24 WIB
Panji-panji PDI Perjuangan. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, BANDA ACEH - Kepengurusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) mengalami perubahan jelang kongres di Bali pada pekan ini. Melalui Konferensi Daerah (Konferda), DPD PDIP NAD memiliki ketua dan sekretaris baru.

Kini, ketua DPD PDIP NAD adalah Muslahuddin Daud. Adapun sekretaris DPD PDIP NAD adalah Yunia Sofiasti.

BACA JUGA: Prananda dan Puan Belum Matang, PDIP Pasti Pecah Tanpa Bu Mega

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu telah menyelesaikan seluruh tahapan konsolidasi jelang kongres V di Bali pada 8-11 Agustus mendatang. Konsolidasi itu berupa evaluasi, sinkronisasi program, dan pergerakan struktural di partai tingkat kabupaten hingga provinsi.

"Aceh menjadi puncak konsolidasi. Ibu Megawati Soekarnoputri dengan kejernihannya di dalam melakukan profiling kader, akhirnya menugaskan Muslahuddin Daud," kata Hasto di Banda Aceh, Minggu (4/8).

BACA JUGA: Keyakinan Basarah PDIP soal Jokowi Bakal Susun Kabinet Bermaslahat

BACA JUGA: Ini Kata Fadli Zon soal Rencana Prabowo Menghadiri Kongres PDIP

Hasto melanjutkan, Muslahuddin yang pernah menjadi konsultan World Bank (Bank Dunia) merupakan sosok cendekiawan visioner dan berpengalaman luas. Belakangan Muslahuddin memilih membantu petani di Aceh.

BACA JUGA: Kongres PDIP Bakal Gelar Salat Iduladha dan Kurban di Bali

“Karena panggilan nuraninya, sejak beberapa tahun terakhir Muslahuddin  memilih untuk menjadi pejuang kemanusiaan dan membantu para petani Aceh di kampung halamannya," ujar Hasto.

Sementara Yunia Sofiasti yang kini menjadi sekretaris DPD PDIP NAD merupakan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Yunia yang notabene seorang arsitek juga pengusaha kopi.

Hasto menambahkan, kopi merupakan hal yang sangat melekat dengan Aceh. "Seluruh pimpinan baru DPD PDI Perjuangan tersebut dipilih dengan kewajiban memahami kebudayan Aceh," imbuh Hasto.

BACA JUGA: Prananda dan Puan Belum Matang, PDIP Pasti Pecah Tanpa Bu Mega

Lebih jauh Hasto mengatakan, struktur baru kepengurusan PDIP di seluruh Indonesia muncul dari bawah. Jadi, kata Hasto, partai berlambang kepala banteng itu menjauhkan diri dari langkah pragmatis seperti membajak kader partai lain.

"Sebab berpolitik itu adalah investasi kehidupan bagi bangsa dan negara. Karena itulah harus dilakukan dengan cara baik-baik. Sebab tidak ada jalan pintas dalam politik," ujar dia.(tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Tak Sepakat Pemilihan Ketua MPR Harus Lewat Pemungutan Suara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler