jpnn.com, JAKARTA - Rapat kerja Komisi VIII dengan Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (24/6) tak hanya untuk membahas pagu indikatif untuk tahun depan.
Sebab, rapat kerja itu juga menjadi ajang untuk memberikan apresiasi terhadap Kementerian Sosial (Kemensos).
BACA JUGA: Mensos Sebut Anies Ganti Program Sembako dengan Skema Berbeda
Dalam rapat kerja itu Komisi VIII menyetujui usul tambahan anggaran untuk Pagu Indikatif Kementerian Sosial TA 2021 sebesar Rp 62,024 triliun. Dengan demikian anggaran untuk Kemensos tahun depan menjadi Rp 91,911 triliun.
Mensos Juliari menyatakan bahwa dari Rp 59,039 triliun anggaran Kemensos 2019, yang sudah terealisasi sebesar Rp 57,726 triliun. “Telah mencapai realisasi 97,78 persen atau nomor satu dari lima kementerian/lembaga dengan anggaran terbesar,” katanya di hadapan rapat yang dipimpin Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto itu.
BACA JUGA: Ketua MPR RI dan Mensos Serahkan Sembako Banpres Kepada Para Veteran
Hadir mendampingi Mensos adalah Sekretaris Jenderal Kemensos Hartono Laras dan para pejabat eselon satu lainnya. Agenda raker itu ada tiga, yakni Evaluasi Pelaksanaan APBN 2019, Kinerja TA 2020 dan Penanganan Covid -19, serta penyampaian Rencana Kerja Anggaran K/L 2021.
Pada kesempatan itu Mensos Juliari mengusulkan tambahan anggaran dari Pagu Indikatif Kementerian Sosial TA 2021 sebesar Rp 62,024 triliun. "Kami juga mengusulkan penambahan anggaran sebesar Rp4,078 triliun.
BACA JUGA: DPR Setujui Pagu Indikatif Kemensos 2021 Sebesar Rp 62,024 Triliun
“Di mana rencana penggunaannya di antaranya untuk program perlindungan sosial sebesar Rp 3,360 triliun, dan juga peningkatan kualitas data. Serta untuk tambahan kepesertaan PKH (Program Keluarga Harapan, red) dan Program Sembako yang seluruhnya menjadi Rp 91, 911 triliun,” katanya.
Untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19, Kemensos masih memandang penting upaya membantu masyarakat miskin melalui bantuan sosial regular pada tahun depan. Bentuknya adalah PKH dan Program Sembako (BPNT).
Untuk itu, Kemensos akan memperluas kepesertaan PKH dari 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) menjadi 15 juta. Kemudian untuk Program Sembako (BPNT) naikdari 15,6 juta menjadi 20 juta KPM.
“Untuk mendukung program itu, kami mengajukan penambahan anggaran,” kata Mensos.
Anggaran yang diusulkan dengan penambahan target tersebut masing-masing untuk PKH sebesar Rp 17,858 triliun dan Program Sembako sebesar Rp 7,950 triliun. “Sehingga usulan penambahan secara total untuk TA 2021 sebesar Rp 91,911 triliun,” katanya.
Mensos dalam kesempatan itu juga menegaskan bahwa anggaran Kemensos untuk untuk memperkuat Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang sesuai target awal TA 2020 sebanyak 135.000 KPM. Anggarannya sebesar Rp270 miliar.
Adapun anggaran untuk pendamping profesional bagi program New KUBE sebesar Rp145 miliar. Program lainnya adalah rehabilitasi sosial Rumah Sederhana Rumah Tidak Layak Huni (RSRTLH) yang sesuai target awal TA 2020 sebanyak 18.000 unit dengan nilai Rp 270 miliar.
Paparan Mensos pun memperoleh respons positif dari kalangan wakil rakyat. Para legislator menilai Mensos sangat responsif dan rajin menyapa masyarakat terdampak Covid-19.
Hampir semua anggota Komisi VIII juga mendukung program KUBE yang berorientasi memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat. Anggota Fraksi Partai Gerindra M. Husni dalam raker itu mengharapkan program pemberdayaan sosial seperti KUBE terus ditingkatkan.
"Kan anggarannya Rp20 juta, kalau perlu ditingkatkan," katanya.
Anggota Fraksi PAN Sungkono menyatakan, penguatan KUBE penting untuk dilanjutkan karena menjadi fondasi ketahanan ekonomi. "Anggarannya harus ditingkatkan agar bisa tumbuh dan mendongkrak ekonom rakyat,” katanya.
Anggota Fraksi Partai Gerindra M. Husni agar program pemberdayaan sosial seperti KUBE terus ditingkatkan. "Saya juga sepakat agar anggaran per KUBE Rp 20 juta ditingkatkan supaya masyarakat terdampak Covid-19 bisa kembali produktif," katanya.
Anggota Fraksi PKS Nurhasan juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, KUBE harus terus diperkuat karena untuk menciptakan mental muzaki atau pembayar zakat.
"Bukan untuk menciptakan mental mustahik (penerima zakat). Saya sepakat agar KUBE ini diarahkan agar lebih eksis, membangun semangat dan lebih produktif," katanya.(eno/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi