jpnn.com, JAKARTA - Upaya Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengembangkan konsep transmigrasi modern transpolitan mendapatkan apresiasi Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Imin).
Kemendes PDTT pun diminta menggaet banyak investasi demi mempercepat kesejahteraan para transmigran.
BACA JUGA: Transpolitan Mempercepat Kawasan Transmigrasi jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi
“Hari ini (kemarin, red) tadi kami menyaksikan penandatanganan pihak swasta dengan pemerintah untuk terlibat. Ke depan Pemerintah tidak mungkin sendiri hanya mengandalkan APBN. Tentu kita harus inovatif dan kreatif,” ujar Pria yang akrab disapa Gus Muhaimin ini saat menjadi keynote Speech dalam Pembukaan Rakornas Transmigrasi 2023 yang digelar di Grha Sabha Pramana UGM, D.I. Yogyakarta, Selasa (16/5/2023).
Menurut Gus Muhaimin, salah satu faktor keberhasilan transmigrasi adalah keterlibatan dunia bisnis dan swasta.
BACA JUGA: Gus Muhaimin Paparkan Konsep Transmigrasi Transpolitan, Mohon Simak Baik-Baik!
Pengembangan kawasan transmigrasi selama ini telah banyak membuka peluang bagi dunia bisnis untuk berinvetasi di wilayah-wilayah tersebut.
“Saya menyaksikan berbagai kemajuan transmigrasi salah satunya adalah keterlibatan dunia bisnis dan usaha,” tambahnya.
BACA JUGA: Gus Halim Ungkap Bukti Transmigrasi Makin Diminati: Daftar Tunggu Lebih 5 Ribu KK
Pada bagian akhir paparannya, Wakil Ketua DPR RI ini meminta dengan adanya transmigrasi modern dapat menyonsong pembangunan transmigrasi lebih cepat dengan merancang dan merumuskan model transpolitan yang lebih baik untuk masa depan Indonesia.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menegaskan pelaksanaan Rakornas sangat penting untuk menghasilkan output dan rekomendasi untuk pengembangan program transmigrasi dalam 5 tahun hingga 20 tahun mendatang.
“Rakornas ini amat sangat penting karena bersentuhan langsung dengan penyusunan RPJMN dan RPJP. Dan ini akan sangat memberi warna bagi program transmigrasi di lima tahun sampai 20 tahun yang akan datang,” tegas Gus Halim panggilan akrabnya.
“Itulah mengapa saya berharap para peserta rakornas untuk betul-betul serius dalam merumuskan kebijakan supaya masa depan transmigrasi makin cerah,” imbuhnya.
Senada dengan Gus Halim, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Danton Ginting Munthe menyampaikan Rakornas Transmigrasi fokus menghasilkan output berupa ringkasan kebijakan (policy brief) yang dapat dijadikan acuan bagi pemerintah periode mendatang terhadap program transmigrasi.
Ringkasan kebijakan yang dihasilkan merupakan buah pikir dari berbagai pihak, antara lain pemerintah lintas sektor dan akademisi dari UGM.
Sebagai informasi, transpolitan adalah sebuah konsep transmigrasi modern yang dikembangkan oleh Kemendes PDTT bersama Pakar Akademisi UGM dengan basis kolaborasi pentahelix profesional dan penerapan teknologi.
Dalam Transpolitan model transmigrasi akan berbasis ekonomi digital dan bertumpu pada peningkatan SDM.
Warga transmigran nantinya akan dibekali dengan berbagai teknologi terkini agar bisa beradaptasi dengan perkemangan zaman.
Dalam Pembukaan Rakornas tersebut digelar penandatangan MoU dengan KemenATR/BPN terkait percepatan pelaksanaan reforma agraria serta penandatanganan Mou dengan PT Great Giant Food (GGF) tentang dukungan investasi melalui Program Creating Share Values (CSV) di Kawasan Transmigrasi.dan PKB (Perjanjian Kerja Bersama).
Adapun PKB akan dilakukan dengan STPN Yogyakarta untuk percepatan penyelesaian masalah HPL, dengan PT Sreeya Sewu Indonesia untuk pengembangan komoditas jagung di Kawasan Transmigrasi Mutiara Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, dan dengan PT Umas Jaya Agrotama (UJA) untuk pengembangan komoditas singkong di Kawasan Transmigrasi Mesuji Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung.
PT UJA sendiri berencana investasi dengan perkiraan total investasi 183M untuk pabrik pengolahan singkong menjadi tapioka di Kawasan Transmigrasi Mesuji.
Luasan lahan yang direncanakan nantinya seluas 4.800 ha dengan total produksi 120.000 ton.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari