DPR Dorong Pemerintah Fokus pada Perbaikan Ekonomi

Senin, 04 Juni 2018 – 20:35 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Managing Director IMF Christine Lagarde (tengah) dan Menkeu Sri Mulyani di Pasar Blok A Tanah Abang, Senin (26/2). Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan menilai kondisi perekonomian nasional cukup terganggu setelah rupiah sempat ditekan oleh dollar Amerika Serikat (USD). Untuk itu dia meminta pemerintah memberikan perhatian pada stabilitas ekonomi.

"Pascatertekannya rupiah, ada potensi terganggunya ekonomi. Terbukti, pemerintah untuk tahun 2018 menurunkan proyeksi pertumbuhan dari 5,2 persen sampai 5,4 persen menjadi 5,17 persen sampai 5,4 persen," ucap Heri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/6).

BACA JUGA: DPR Gelar Bazar dan Pasar Murah untuk Bantu Gairahkan UMKM

Dia menyebutkan ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pertama, pada skala jangka pendek, Bank Indonesia (BI) bisa menaikkan suku bunga acuan setidaknya untuk memulihkan kepercayaan investor sehingga risiko capital outflow dapat diantisipasi walaupun sifatnya hanya sementara waktu.

"Terjadinya capital outflow akan cukup membawa dampak kepada instabilitas ekonomi. Untuk diketahui, sejak awal 2018, modal asing yang keluar sudah mencapai Rp 8,6 triliun (year to date/ytd)," jelas politikus Gerindra itu.

BACA JUGA: Bukber Pemilik Mobil Mewah, Bamsoet Bicara Kepedulian Sosial

Berikutnya, pemerintah sebaiknya fokus menjaga daya beli masyarakat. Langkahnya adalah dengan menciptakan stabilitas harga, baik untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik maupun harga pangan. Lebih-lebih menjelang lebaran.

Seharusnya dengan inflasi yang katanya relatif terkendali, kebijakan fiskal kita bisa lebih ekspansif, tidak boleh ada surplus keseimbangan primer yang katanya pada bulan April 2018 terjadi surplus Rp 24,2T, karena belanja negara masih relatif kecil.

BACA JUGA: Ratusan Honorer K2 Geruduk Jakarta Menunggu Nasib di DPR

Kedua, pada skala menengah, pemerintah perlu mengambil kebijakan untuk mendorong investasi dan ekspor. "Kedua hal itu adalah mesin pertumbuhan utama. Untuk investasi, pemerintah mesti konsisten menjalankan efisiensi perizinan, termasuk persoalan lahan yang sering menjadi masalah utama investasi," sebut Heri. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajakan Bamsoet usai Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler